Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mengapa AS Akhirnya Persenjatai Batalyon Neo Nazi Azov Ukraina?
Batalyon Azov sebelumnya organisasi massa bersenjata mandiri, tapi diintegrasikan ke Garda Keamanan di bawah Kemendagri Ukraina.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Tokoh sejarah yang diunggulkan Azov adalah Stephen Bandera, figur ultranasionalis Ukraina yang jadi kolaborator Nazi Jerman saat menyerbu Rusia.
Perubahan sikap Washington terhadap Brigade Azov menurut Maloof, memberi pesan tidak ada lagi yang bisa dipercaya apapun yang dikatakan Kementerian Luar Negeri negaranya, apalagi komunitas intelijen Amerika Serikat.
Apakah langkah dan keputusan berani AS ini untuk meningkatkan moral di kalangan warga Ukraina atas kemunduran pasukan Ukraina di berbagai front?
Rasanya sulit dipercaya. Kemajuan ofensif pasukan Rusia di berbagai front timur Ukraina adalah kewajaran akibat kemerosotan moral dan menipisnya material pasukan Ukraina.
Justru dengan memberi dukungan besar ke kelompok neo-Nazi Azov, menunjukkan para beking Ukraina telah kalah secara politis.
Mendukung Azov hanya menambah minyak ke dalam api peperangan. Ironisnya apa yang dilakukan Amerika ini pada hakikatnya mendukung sudut pandang Rusia bahwa perang Ukraina adalah tentang memerangi Nazisme di Ukraina.
Apakah akan mengubah atau bahkan membalikkan jalannya peperangan? Kecil kemungkinan berhasil.
Kemunduran militer Ukraina melawan ofensif Rusia sudah sedemikian dalam, dan Moskow terus menekan keras hingga Ukraina bersedia duduk di meja perundingan untuk menyelesaikan perselisihan.
Situasi buruk ini terlihat dari upaya Volodymir Zelensky dan rezim di Kiev mengeluarkan dekrit pemaksa mobilisasi umum dengan memudakan usia wajib militernya.
Ukraina kekurangan sumber daya manusia untuk dikirim ke garis depan pertempuran. Jutaan penduduk Ukraina telah pergi ke luar negeri sejak perang pecah.
Seruan terbaru Zelensky, yang meminta penduduk Ukraina yang sekarang berada di luar negeri untuk pulang dan bertempur, juga menunjukkan sisi lain kemerosotan itu.
Bagi kelompok Azov, kekalahan di Mariupol dan terutama kota industri berbenteng Azovstal, telah memberi pukulan sangat telak.
Ribuan petempur asing yang pernah bergabung ke Batalyon Azov, tewas atau tertangkap, atau pulang ke negaranya meninggalkan bayang-bayang kengerian, siapa sesungguhnya musuh yang mereka hadapi.
Artinya, langkah Washington mempersenjatai Batalyon Azov secara strategis tidak akan mengubah apapun di Ukraina.