Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Amerika, Eropa dan NATO Terjebak Krisis Serius yang Mereka Ciptakan Sendiri
Pemerintah AS menjatuhkan sanksi pada grup media Rossiya Segodnya, yang meliputi RIA Novosti, RT, Sputnik, dan Ruptly, terkait Pilpres AS 2024.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Siapa pun yang menang pada bulan November, perpecahan politik beracun yang telah melumpuhkan Amerika selama dekade terakhir hanya akan meningkat.
Seperti pada 2020, Trump dan para pendukungnya yang lebih fanatik tidak akan menerima kekalahan, dan ia telah meramalkan pertumpahan darah jika ia kalah.
Pernyataan Harris bahwa ia dapat menyatukan Amerika adalah pemikiran ajaib yang paling menipu dirinya sendiri.
Begitulah masa depan demokrasi liberal dan stabilitas politik dalam imperium Amerika yang sedang merosot.
Di Inggris, perdana menteri Partai Buruh yang baru terpilih, Keir Starmer, kini telah menarik kembali janji kampanyenya untuk mengawali era kemakmuran baru bagi Inggris.
Hanya beberapa minggu setelah kemenangannya dalam pemilihan umum, Starmer memberi tahu warga Inggris mereka menghadapi setidaknya 10 tahun penghematan keuangan.
Terlepas dari kerusuhan anti-imigran baru-baru ini di sejumlah kota di Inggris, Starmer tampaknya percaya para pemilih Inggris akan secara pasif menerima satu dekade penghematan dan kenaikan pajak.
Ia berpikir mayoritas besar Partai Buruh di parlemen Inggris akan melindunginya dari kemarahan mereka.
Seperti Harris dan Trump, Starmer tetap berkomitmen teguh pada perang proksi Amerika di Palestina dan Ukraina, terlepas kenyataan banyak warga Inggris yang menentang keras keduanya.
Jajak pendapat terkini menunjukkan popularitas Partai Buruh telah menurun, dan anggota Partai Buruh yang besar semakin gelisah Starmer tak dapat memenuhi janji-janji utamanya.
Keputusannya minggu ini untuk memangkas pembayaran energi musim dingin kepada para pensiunan mengancam akan memicu pemberontakan anggota Partai Buruh
Partai Konservatif masih terpecah belah dan belum memilih pemimpin baru, dan para kandidat pemimpin adalah kumpulan orang-orang yang tidak memiliki pengaruh politik.
Dalam situasi seperti itu, orang Inggris dapat diharapkan menjadi semakin kecewa dengan pemerintahan Starmer.
Apakah ketidakpuasan ini terwujud dalam bentuk protes keras dan/atau peningkatan dukungan untuk partai Reformasi populis Nigel Farage masih belum jelas.