Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rontoknya Bisnis Volkswagen, Jerman Kena Tulah Memusuhi Rusia
Mahalnya biaya energi setelah pasokan migas Rusia dihentikan membuat Volkswagen kelimpungan. Biaya produksi dan operasional juga menjulang.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Koalisi penguasa Scholz mengalami kemunduran yang menyakitkan selama pemilihan daerah minggu lalu, menunjukkan kinerja yang buruk di Thuringia dan Saxony, di bekas Jerman Timur.
Dua wilayah utama tersebut telah menyaksikan kebangkitan partai populis sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) dan partai populis sayap kiri Sahra Wagenknecht Alliance (BSW).
Kedua partai tersebut, meskipun berada di sisi kutub spektrum, sangat menentang keterlibatan Jerman yang terus-menerus dalam konflik di Ukraina.
Pakar Pusat Studi Geostrategis di Beograd, Patrick Poppel, mengemukakan analisisnya secara tajam di situs Southfront.press, 8 September 2024.
Industri otomotif Jerman menurutnya solid selama lebih dari setengah abad. Hingga hari ini, mobil Jerman pun memiliki reputasi yang sangat baik di seluruh belahan dunia.
Namun, realitasnya, industri otomotif Jerman secara umum saat ini sedang dalam krisis besar dan serius. Malapetaka bisnis tengah menimpa mereka.
VW memproduksi sekitar sembilan juta kendaraan tahun lalu, dibandingkan dengan total kapasitas 14 juta unit per tahunnya.
Pangkal krisis VW adalah biaya tinggi sektor energi, logistik, dan upah yang mahal. Nah, soal problem energi, suka tidak suka, Jerman menerima azab setelah memutuskan memusuhi Rusia.
Perang Ukraina membawa Olaf Scholz lebih pro NATO yang dipimpin Amerika Serikat, ketimbang menyelamatkan ekonomi negaranya.
Jerman selama bertahun-tahun menikmati energi murah dari Rusia. Bahkan dalam satu decade terakhir berusaha keras membangun jaringan pipa gas Nord Stream 2 langsung dari Rusia.
Megaproyek ini disabot secara militer, lumpuh total di tengah perang Rusia-Ukraina. Jurnalis senior Seymour Hersh menulis, sabotase dilakukan intelijen dan militer Amerika Serikat.
Ini adalah pilihan Olaf Scholz, bukan pilihan rakyat Jerman secara umum. Memusuhi Moskow berarti membalikkan semua politik kerjasama Jerman-Rusia yang dikelola baik oleh Kanselir Angela Merkel.
Krisis di tubuh Volkswagen AG kemungkinan akan memuncak bulan depan karena pekerja mengancam akan menggelar pemogokan massal.
Para buruh VW menuntut kenaikan upah tujuh persen, di sisi lain manajemen ingin menekan biaya pengeluaran.