Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Amerika Berusaha Bungkam Media Rusia
Secara sistematis aparatur hukum AS menyelidiki, memeriksa, dan menekan jaringan media serta koresponden media Rossiya Segodnya di negara itu.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Realitas menunjukkan ada begitu banyak hal terjadi di konflik Rusia-Ukraina, tetapi media arus utama barat selalu menarasikan kepentingan Amerika, Uni Eropa, dan NATO.
Terutama paling signifikan adalah bagaimana media arus utama barat menempatkan sejarah konflik Rusia-Ukraina dan apa yang terjadi di Eropa Timur secara ahistoris.
Cara pandang sama dilakukan media barat terhadap konflik di Sudan, Somalia, Yaman, Suriah, dan tentu saja Palestina.
Mereka menutup mata berbagai peristiwa di Ukraina dan Eropa Timur, jauh sebelum Rusia menggelar operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Revolusi EuroMaidan 2014 yang diorkestrasi Amerika dan NATO lewat kelompok-kelompok ultranasionalis dan neo Nazi Ukraina, berhasil menjungkalkan Presiden Viktor Yanukovich.
Yanukovich dianggap terlalu pro-Moskow, dan menghalangi keinginan sebagian elite Kiev yang berusaha membawa Ukraina ke Uni Eropa dan NATO.
Di saat yang sama, Amerika dan NATO menjalankan strategi ekspansi NATO ke Eropa Timur, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sejak perang dingin berakhir dan Uni Soviet bubar.
Moskow sudah berulangkali mencoba berunding dengan Amerika, NATO, dan Uni Eropa tentang arsitektur keamanan Eropa dan politik non-ekspansionis NATO.
Upaya Rusia itu tidak pernah didengar dan diperhatikan, dan pada akhirnya Moskow berpikir ulang tentang bagaimana mengamankan halaman depan wilayahnya dari kehadiran pasukan NATO.
Revolusi EuroMaidan 2014 pun meninggalkan bara masalah di wilayah Donbass, yaitu di Lugansk dan Donetsk, yang mayoritas warganya menolak Ukraina baru di bawah rezim ultra nasionalis Kiev.
Bertahun-tahun sejak 2014, pasukan Kiev membombardir wilayah Donbass, mempersekusi penduduknya yang berkultur dan berbahasa Rusia.
Kelompok perlawanan Donbass memperoleh dukungan dana dan senjata dari Rusia. Konflik ini hendak diselesaikan lewat Perjanjian Minsk 1 dan 2.
Jerman dan Prancis bertindak sebagai garantor atau penjaminnya. Apa yang terjadi kemudian? Kesepakatan Minsk itu hanya menjadi catatan di atas kertas belaka.
Waktu panjang selama upaya perdamaian ala Kesepakatan Minsk, ternyata digunakan NATO untuk memperkuat militer Ukraina.