Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ini Skenario Setelah Iran Menggempur Israel
Iran meluncurkan 200 rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh dan Sayyid Hassan Nasrallah.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menilai kebijakan global Amerika Serikat di Timur Tengah, khususnya Israel Palestina dan Lebanon telah gagal total.
“Ini kegagalan sempurna pemerintahan Joe Biden di Timur Tengah. Drama berdarah hanya tinggal menunggu waktu,” kata Zakharova.
“Pernyataan Gedung Putih menunjukkan hilangnya harapan menyelesaikan krisis. Upaya Blinken hanya memantik jatuhnya ribuan korban jiwa dan kehancuran,” lanjut Zakharova di kanal Telegramnya.
Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris memiliki kesamaan prinsip yang meneruskan agenda pemerintahan Washington terhadap Israel.
Keduanya menjanjikan dukungan tak terbatas terhadap Israel, dan menyatakan adalah hak Israel untuk membela diri dalam hal apapun.
Kebijakan politik Washington inilah yang menyebabkan konflik melibatkan Israel dengan pihak manapun tak pernah bisa terselesaikan.
Penghancuran dan kejahatan Israel di Gaza, Lebanon, serangan ke Yaman, Suriah, Irak, dan berbagai sasaran lain oleh Israel tak pernah dicegah dan tak terjangkau hukum.
Inilah rangkaian ketidakadilan yang dirasakan berbagai masyarakat dunia, yang perlahan dan pasti semakin menjauhi Amerika Serikat sebagai super power dan pemimpin global.
Reaksi para pemimpin Israel atas serangan Iran juga menggambarkan dampak buruk dan eskalasi konflik kawasan sesudah ini.
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengatakan Iran telah membuat kesalahan besar dan akan membayar mahal atas serangan tersebut.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menyebut serangan Iran sebagai eskalasi yang parah dan berbahaya yang akan ditanggapi dengan respons di tempat dan waktu yang dipilih Israel.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Iran belum belajar dari kesalahan. Gallant mengancam mereka yang menyerang negara Israel akan membayar harga mahal.
Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Danny Danon, memperingatkan Iran akan segera merasakan konsekuensi dari tindakan mereka dan respons Israel akan menyakitkan.
Menteri Luar Negeri Israel Katz mengatakan serangan tersebut telah melewati garis merah, dan Israel tidak akan tinggal diam.