Volatilitas rupiah yang tinggi terhadap sejumlah mata uang utama dunia ini dapat dimanfaatkan untuk mendulang cuan. Dengan asumsi rupiah masih berpotensi melemah, investor bisa masuk ke valas asing..
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Prasuanmitra menilai, di antara USD, SGD dan AUD, investasi di AUD tidak terlalu menarik.
Baca: Menkeu Sri Mulyani Jatuhkan Sanksi ke Deloitte Indonesia Terkait Kasus SNP Finance
Ia menilai minat investor terhadap mata uang utama negeri kanguru ini berkurang lantaran Reserve Bank of Australia (RBA), bank sentral Australia, menetapkan kebijakan moneter longgar hingga 2019.
RBA diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga sampai kuartal ketiga tahun depan.
"Ini sangat kontras dengan kebijakan bank sentral negara lainnya, seperti AS, Uni Eropa dan Inggris yang justru terus memperketat moneter," kata Putu.
Karena itu, Putu tidak menyarankan investor masuk ke AUD untuk saat ini. Sebab, sentimen yang mempengaruhi gerak AUD saat ini lebih banyak yang merugikan.
"Sejak awal tahun juga sudah terlihat AUD cenderung melemah terhadap dollar AS," kata Putu.
Sementara, mata uang USD masih akan terus menguat di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan posisinya sebagai safe haven paling diminati. Rupiah punya peluang mencapai Rp 14.700 per dollar AS.
Dollar Singapura juga menarik untuk investasi. Cuma, investor harus hati-hati, sebab volatilitas mata uang ini sangat tinggi.
"SGD juga rentan terhadap isu perang dagang karena sebagai negara pengimpor," tutur Enrico.