News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kawasan Suramadu Dinilai Potensial Jadi Waterfront City Terbaik

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Maket gambar pembangunan kawasan Suramadu.

Contoh konkrit dari dampak positif pembangunan infrastruktur terhadap satu kawasan, disebut Satrio adalah Jl Soekarno, Surabaya sebelum dibangun MERR (Middle East Ring Road) tidak ada yang mau beli lahan dan tinggal di daerah rawa-rawa itu. Rumah harga Rp200 juta pun tidak ada yang tertarik. Sekarang harganya sudah naik minimal Rp500 jutaan.

“Sama seperti di Surabaya Barat, dulu tidak ada yang mau tinggal di sana, sekarang mereka berebut tinggal di sana. Ini juga akan dialami oleh Surabaya Timur, khususnya kawasan Suramadu. Karena di Barat sudah ramai, sekarang Pemkot ingin mengembangkan wilayah Timur dan Utara, biar merata,” jelasnya.

Tidak hanya itu, kawasan Suramadu ini akan makin strategis karena dikelilingi sarana olahraga bertaraf internasional, Surabaya International Velodrome dan  Indoor Shooting Range yang oleh Pemkot Surabaya ke depan dijadikan tempat penyelenggaraan kejuruan-kejuruan internasional. Ditambah lagi rencana pembangunan cable car yang diinisiasi Pemkot Surabaya untuk mendukung Suramadu  sebagai kawasan wisata bertaraf internasional.

Jalur cable cara membentang di sepanjang Pantai Kenjeran Surabaya, diyakini mampu mempercepat terealisasinya kawasan resort pantai itu sekaligus mendorong tumbuhnya bisnis properti berkelas di kawasan tersebut.

Satrio optimistis kawasan pantai Suramadu bisa berkembang menjadi kawasan wisata resort besar seperti Ancol di Jakarta.

Saat ini PT PP Properti Tbk. (Persero) melalui anak usaha PT PP Properti Suramadu ikut meramaikan calon kawasan wisata pantai terbesar di Indonesia bagian Timur itu dengan mengembangan proyek superblok bernuansa resort pantai seluas 5,6 hektare di lokasi tersebut.

“Kami ingin memindahkan kawasan superblok yang umumnya berada di tengah kota dan Surabaya Barat ke Tambak Wedi (Suramadu). Berbeda dengan Grand Sagara yang ada di tepi pantai. Karena ini kawasan sedang berkembang, maka harga properti masih sangat terjangkau. Jadi kalau Anda tunggu 5 -10 tahun saat sudah ramai baru beli. Anda sudah telat. Harga pasti minimal sudah 3 kali lipat,” ujar Satrio.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini