"Ini saja dilakukan dalam rangka menarik investasi untuk mendorong masing-masing industri," terang Yusuf.
Keputusan investasi kerap didominasi oleh adanya kepastian hukum dan insentif yang ditawarkan suatu negara disamping mempertimbangkan peluang pasar.
Kasus Tesla harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk segera melakukan pembenahan.
Melalui regulasi yang tepat dan insentif yang sesuai dengan kebutuhan investasinya, maka resiko bagi investor dapat ditekan dan pemerintah memiliki kans lebih besar menempatkan Indonesia sebagai destinasi utama investasi.
Karena pada akhirnya pemerintah juga yang akan mendapatkan keuntungan jangka panjang dari berkembangnya industri tersebut di Indonesia.
Tesla Pilih India Untuk Bangun Pabrik Mobil Listrik, BKPM: Masih Negosiasi, Tesla Belum Hengkang
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan negosiasi pemerintah dengan Tesla Inc, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, masih terus berjalan.
Baca juga: Tesla Diprediksi Bakal Dapat Keuntungan Rp 8,4 Triliun dari Pembelian Bitcoin
Hal ini menyusul kabar bahwa perusahaan milik Elon Musk tersebut bakal membangun pabrik mobil listrik di India, yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan oleh kedua pihak.
Kabar itu pun membuat banyak pihak mempertanyakan keberlanjutan negosiasi pemerintah Indonesia untuk mengajak Tesla menanamkan modalnya di Tanah Air.
Baca juga: Tesla Pilih India untuk Membangun Pabrik Mobil Listriknya
"Saya ingin sampaikan, ini kan masih negosiasi, tidak ada yang hengkang, kalau hengkang itu kan sudah tiba baru pergi, ini masih berproses," ungkap Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/2/2021).
Ia menjelaskan, pada dasarnya komunikasi Indonesia dengan Tesla sejak awal dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Maka, pihaknya akan berkomunikasi dengan Luhut untuk mengetahui lebih detail informasi terkait rencana investasi Tesla.
Baca juga: Prospek Saham Tambang Setelah Tesla Tak Minat Investasi Baterai
"Kami di bagian belakanganya. Nah untuk itu saya akan coba untuk komunikasi dengan Pak Menko informasinya sejauh apa terakhir," katanya.
Menurut Bahlil, pasang surut dalam tahap negosiasi investasi adalah yang biasa terjadi.