“Untuk menarik daya tarik investor ke Bangalore adalah hasil teknokogi IT yang berkembang dan masuknya para pemodal adalah hasil dari para talenta yang berkualitas tinggi,” kata Arcandra.
Dia menekankan Bangalore bisa membuktikan hasil kerja mereka tidak kalah dari AS.
“Kepercayaan ini tidak dibangun dalam hitungan bulan, tetapi puluhan tahun,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Arcandra memandang Tesla mendahului Bangalore untuk investasi karena akses pasar yang sangat besar.
India adalah negara keempat dalam penjualan mobil tertinggi di dunia setelah China, AS, dan Jepang.
“Keputusan Tesla investasi di India tentu bisa menjadi pelajaran bahwa seluruh negara di dunia terus berlomba memberi daya tarik ke investor. Indonesia memiliki resources dan SDM yang tidak kalah, tetapi membentuk ekosistem tentu menjadi tantangan yang tidak mudah dibangun,” katanya.
Tesla Tak Tertarik
PT Pertamina (Persero) menyebut produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla tidak tertarik investasi di Indonesia pada bisnis Electric Vehicle Battery (EV Battery), tetapi di sistem penyimpanan energi atau Energy Storage System (ESS).
"Tesla itu berminatnya di energy storage system, bukan di EV Battery," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (9/2/2021).
Baca juga: Proposal Rencana Investasi Sudah Masuk, Pekan Depan Pemerintah Bertemu Tesla
Menurutnya, ESS memang memiliki potensi yang besar, apalagi pemerintah sedang memperbanyak Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca juga: Bangun Industri Baterai Listrik, Erick Thohir Jajaki Kerja Sama dengan Tesla
ESS tersebut dapat menyimpang energi listrik yang dihasilkan dari PLTS, dan bisa menjadi tempat penyimpan battery cell yang dibutuhkan motor dan kendaraan listrik.
Nicke menyebut, ESS untuk kendaraan roda dua lebih menjanjikan dibanding roda empat, karena pertumbuhannya lima kali lipat.
"Jadi ESS jadi potensi yang besar di Indonesia dan Pertamina masuk ke sana," ucap Nicke.
Diketahui, Tesla berencana investasi di Indonesia untuk pengembangan mobil listrik, setelah Presiden Joko Widodo melakukan percakapan dengan Elon Musk pada 11 Desember lalu, melalui sambungan telepon.
Ajakan Pemerintah RI
Pada akhir 2020 lalu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajak CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang industri kendaraan listrik yang berkesinambungan.
Undangan itu disampaikannya saat melakukan pembicaraan melalui telepon dengan didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Jumat (11/12/2020).
"Kedua belah pihak bertukar pandangan mengenai industri mobil listrik dan komponen utama baterainya," tulis siaran pers Biro Komunikasi Kemenko Maritim dan Investasi, Sabtu, (12/12/2020).
"Kemudian, Presiden RI Jokowi juga mengajak Tesla untuk melihat Indonesia sebagai launching pad Space X," lanjutnya.
Elon Musk kemudian menanggapi undangan tersebut dengan berencana mengirimkan tim ke Indonesia pada Januari 2021 mendatang. Mereka bakal menjajaki semua peluang kerjasama dimaksud.
Sebelumnya, Elon Musk pernah menyebut nama Indonesia terkait cadangan nikel yang besar untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik. Kemudian, hal itu dapat respons baik dari pemerintah.
Salah satu pernyataan datang dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menyebut ada rencana pabrik Tesla didirikan di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masih Ada Harapan, Kepala BKPM Sebut Negosiasi dengan Tesla Tetap Berjalan"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Ajak Elon Musk Investasi Kendaraan Listrik di Indonesia