Kolaborasi dengan petani lokal
Mewujudkan cita-citanya menjadikan Indonesia berjaya, Dede melakukan langkah taktis dengan melibatkan petani di Jawa Barat sebagai pemasok utama rempah-rempah untuk diolah di pabriknya.
Hasil panennya kemudian ia buat menjadi bahan setengah jadi, kemudian menjadi powder (bubuk) dan simplisia. Langkah selanjutnya, Dede menawarkan rempah-rempah hasil olahannya kepada pabrik-pabrik.
Dede mengakui, proses di atas kadang tak berjalan mulus. Banyak yang menolak rempah-rempah miliknya karena masih lebih memilih rempah-rempah impor yang lebih murah.
"Kemudian saya tawarkan ke pabrik-pabrik. Tetapi banyak juga yang menolak, bukan karena kualitas melainkan harga. Karena kita menggunakan petani lokal. Sementara harga rempah impor itu jauh lebih murah," ujarnya.
Tak patah arang, Dede tetap semangat dengan tetap mendorong produksi rempah-rempah dari petani, terutama dari tumbuhan yang masih sangat sedikit peredarannya, seperti jahe, kunyit, dan temulawak.
Lewat pembudidayaan yang dilakukan, ia yakin bahwa petani lokal dapat mendulang keuntungan.
Dede percaya, lewat perhatian, pembinaan, dan dukungan pemerintah kepada petani serta pemberhentian kebijakan impor rempah-rempah, Indonesia dapat menjadi raja rempah-rempah tak hanya di negeri sendiri, tetapi juga di seluruh dunia.