Di sisi lain, Totok Lusida Ketua Umum REI menambahkan jika para investor asing dan pengembang asing di Indonesia perlu diwajibkan untuk bergabung dalam sebuah asosiasi.
Baca juga: Tantangan Krakatau Sarana Properti Kelola Kawasan Industri Krakatau Steel
Hal ini dilakukan agar memudahkan adanya koordinasi, kontrol, hingga pembinaan agar tidak terkena masalah administrasi.
"Mereka harus bergabung ke dalam asosiasi jika ingin mengembangkan proyek properti di Indonesia.
Hal ini untuk memudahkan diskusi, pembinaan, koordinasi dan sebagainya.
Beberapa dari Korea sudah masuk asosiasi, Hongkong juga. Sayangnya masuk asosiasi ini masih bersifat inisiatif bukan kewajiban," tutur Totok.
Karena tidak semua pengembang asing bergabung dalam asosiasi, pihaknya tidak memiliki catatan besaran investasi serta rencana pengembangan properti yang dilakukan mereka.
Namun demikian, Totok menyebutkan Singapura menjadi pengembang asing yang banyak mengucurkan dananya ke Indonesia.
"Jika mereka masuk ke asosiasi maka segala hal bisa lebih lancar, sebagaimana misalnya Lotte dari Korea masuk bersama dengan Ciputra dan lalu Hongkong melalui Astra. Ini membuat semua menjadi terkontrol," tutup diam.
Sementara itu PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengatakan jika keberadaan investor atau pengembang asing di Indonesia bukanlah hal perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, keberadaan mereka dianggap hal bagus.
Direktur CTRA Harun Hajadi berpendapat jika investor asing bisa membangun dan mendeliver produk lebih bagus, dimana hal tersebut belum tentu bisa dilakukan, maka akan membuat developer lokal terpicu membuat garis standar.
"Jadi sebenarnya, untuk industri secara umum sangat bagus sekali," tuturnya kepada Kontan, Jumat (28/1/2022).
Ia melanjutkan, kerjasama dan kolaborasi juga patut dilakukan mengingat pengembang asing memiliki pengetahuan lokal yang sangat kurang.
CTRA sendiri mengaku pihaknya tidak terlalu ngoyo untuk menjalin kolaborasi dengan pengembang asing atau investor asing.
Pihaknya mengutamakan bisa berkolaborasi dengan partner yang memiliki lahan, tidak hanya kapital.