Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp987,68 miliar di kuartal I-2022.
Angka tersebut tumbuh 33,18 persen jika dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun 2021 (year on year/yoy).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, capaian tersebut ditopang oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen.
Yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan serta pengembangan ragam dan inovasi digital melalui e-channel BSI.
Baca juga: Usulan Ketua OJK kepada Bank Syariah yang Kekurangan Modal Spin Off
Bos BSI ini juga mengungkapkan, kinerja positif BSI itu membuktikan literasi dan inklusi perbankan syariah di Tanah Air semakin meningkat dan mendorong kepercayaan masyarakat terhadap BSI.
Juga, meningkatnya kinerja BSI membuktikan bahwa kondisi ekonomi Indonesia semakin pulih dari dampak krisis ekonomi akibat pandemi.
“Ini menjadi bukti masyarakat semakin tertarik untuk merasakan layanan perbankan syariah di semua segmen,” jelas Hery dalam paparan kinerja BSI, Kamis (22/4/2022).
Baca juga: Bank DKI Dorong Ekonomi Syariah Lewat Perilisan Mushaf Al-Quran
BSI pada kuartal I-2022 berhasil mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp177,51 triliun atau tumbuh 11,59 persen (yoy), dengan komposisi yakni pembiayaan konsumer yang tumbuh 20,73 persen, pembiayaan mikro tumbuh 22,42 persen, dan gadai emas tumbuh 8,96 persen.
Capaian tersebut didukung pula pembiayaan sehat dengan rasio non performing financing (NPF) net sebesar 0,90 persen.
Sementara itu, untuk perolehan dana pihak ketiga mencapai Rp238,53 triliun, tumbuh sekitar 16,07 persen (yoy).
Kinerja yang solid dan sehat juga ditunjukan dari pertumbuhan aset sebesar 15,73 persen (yoy) menjadi Rp271,29 triliun.
Baca juga: Usai Gelar RUPST, BTPN Syariah Sebar Dividen Rp475,6 Miliar
Adapun rasio kecukupan modal atau cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 150,09 persen.
Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 75,35 persen.
“Bank Syariah Indonesia hadir dengan nilai-nilai syariah yang menjadi pondasi utama untuk membangun keberlanjutan ekonomi syariah,” papar Hery.
“Karena kami meyakini bahwa hal inilah yang menjadi keunikan yang harus terus dibangun sehingga fungsi perbankan syariah dapat menjadi salah satu katalis penting dalam fondasi pembangunan ekonomi bangsa,” pungkasnya.