News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi Rp 1.983 Triliun, BI Ungkap Penyebabnya

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi Rp 1.983 Triliun, BI Ungkap Penyebabnya

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya mengungkapkan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 sebesar 135,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Jika dikonversi ke dalam Rupiah, angka tersebut setara dengan Rp 1.983 triliun (asumsi kurs Rp14.620 per dolar AS).

Berdasarkan catatan BI, cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Baca juga: Uni Eropa Pertimbangkan Sita Cadangan Devisa Rusia Untuk Tutup Kerugian Ukraina

Di mana pada akhir Maret 2022, cadangan devisa Indonesia sebesar 139,1 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengungkapkan, penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain hal tersebut, faktor lainnya adalah antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.

Meskipun demikian, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” jelas Erwin di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Dampak Larangan Ekspor CPO, Indonesia Kehilangan Devisa Jumbo hingga Malaysia Raup Untung

Dirinya kembali melanjutkan, ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai.

Hal tersebut didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini