Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) per April 2022 mencatat kinerja positif dari sisi laba, di mana hal ini merupakan fakta yang cukup baik.
Mengingat, kondisi sosial ekonomi belum sepenuhnya pulih pasca pandemi Covid-19 yang sangat mempengaruhi kinerja Bank selama tahun 2021.
Perolehan laba ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang selektif dan mengedepankan prinsip kehati-hatian serta pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Baca juga: Tak Mudah Percaya Orang Lain, 5 Zodiak Ini Miliki Trust Issues
Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai menyampaikan, dirinya optimistis terhadap kinerja perusahaan di tahun 2022.
“Kami menghaturkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan utama yaitu nasabah yang selalu setia bersama J Trust Bank. Meskipun tahun ini masih akan diliputi oleh tantangan dan ketidakpastian, J Trust Bank optimis dengan kinerja perusahaan yang akan terus membaik," ujar dia dalam keterangannya, Rabu (22/6/2022).
Dia mengungkapkan hingga akhir Mei 2022, penyaluran kredit tumbuh sebesar 38 persen yaitu Rp 13,82 triliun dari sebelumnya Rp 10,01 triliun per Desember 2021.
Sementara pada sisi simpanan melalui instrumen tabungan, giro, dan deposito, J Trust Bank menghimpun DPK sebesar Rp 19,13 triliun atau tumbuh 20 persen, dari sebelumnya sebesar Rp 15,95 triliun pada akhir Desember 2021.
Baca juga: BCA Ungkap Modus Kejahatan Siber yang Kerap Terjadi di Masyarakat, Begini Tips Untuk Menghindarinya
"J Trust Bank optimis dapat mencapai target pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga tahun 2022," kata Ritsuo.
Sejalan dengan perbaikan kinerja bisnis, J Trust Bank melanjutkan aksi korporasi yaitu Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) Tahap II dengan skema rights issue.
J Trust Bank akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 4.242.714.624 saham seri C dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan nilai emisi saham sebanyak-banyaknya Rp 1.272.814.387.200.
Di mana, ini tentunya memberikan kesempatan kepada pemegang saham publik yang tercatat pada recording date untuk memperoleh HMETD untuk turut serta dalam right issue.
"Kami harapkan mampu mendorong pemegang saham untuk mengesekusi hak-nya pada right issue kami," pungkas Ritsuo.