Nah, di tengah cuan jualan batubara yang melangit ini, tentu banyak pemilik tambang yang berharap bisa mengeduk isi tambangnya sebanyak-banyaknya. Masalahnya, papar Suryo, belum semua wilayah keberadaan IUP itu terjangkau jalur khusus hauling.
“Keberadaan jalan khusus batubara akan menjadi unblocking potential way bagi potensi batubara di Sumatera Selatan,” papar Suryo.
Sejatinya, ada kaitan antara kebutuhan potensi, kapasitas produksi dan fasilitas infrastruktur logistic batubara.
Suryo menggambarkan, apabila potensi kandungan material batubara sebuah perusahaan dipastikan sebesar, misalnya, 30 ton per hari, maka ketiadaan jalur logistik berupa infra struktur jalan raya menjadi hambatan nyata.
Baca juga: MHU Lanjutkan Komitmen Pemenuhan Kewajiban DMO Batubara untuk PLN
Seberapa besar kapasitas produksinya akan sangat tergantung dari daya tampung transportasi. “Percuma bisa produksi besar tapi tidak terangkut ke lokasi tujuan,” terangnya.
Itulah sebabnya, saat ini Titan sedang mempersiapkan perpanjangan jalur haulingnya hingga sepanjang 30 kilometer. Dengan tambahan sejauh itu, Titan bisa menjangkau lokasi tambang yang saat ini posisinya masih berjauhan dengan jalur hauling Titan. “Sedang berproses,” ujar Suryo tanpa memerinci.
Suryo juga enggan membeberkan investasi yang digelontor Titan untuk memperpanjang jalur haulingnya. Yang pasti, pembukaan jalur baru itu akan memperluas efek bola salju dari industri pertambangan batubara.
Sumber: Kontan