Ibrahim menjelaskan, petinggi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) telah mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga acuannya kembali 75 basis poin pada Juli 2022, untuk menjinakan inflasi di negeri Paman Sam tersebut.
"Kemudian diikuti oleh beberapa kenaikan setengah poin lagi, guna untuk menjinakkan inflasi, bahkan di tengah risiko terhadap pertumbuhan," paparnya.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menambahkan, penguatan dolar AS bukan hanya melemah rupiah saja, tetapi mata uang negara lain juga mengalami pelemahan bahkan lebih dalam.
"Hali ini masih terkait dengan rencana The Fed yang semakin agresif. Selain itu sentimen negatif juga muncul dari tren harga CPO yang cenderung menurun dalam beberapa waktu terakhir," kata Rully.