News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

The Fed Janjikan Kenaikan Suku Bunga, Amerika Serikat Semakin Dekat ke Jurang Resesi

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gedung Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, di Washington DC. The Fed menjanjikan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sebagai langkah untuk menurunkan inflasi yang tinggi. Namun hal itu berpotensi membuat Amerika Serikat semakindekat ke jurang resesi

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Federal Reserve AS (The Fed) menjanjikan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sebagai langkah untuk menurunkan inflasi yang tinggi.

Namun langkah The Fed menjanjikan kenaikan suku bunga mendorong kekhawatiran yang berkembang di kalangan investor dan ekonom mengenai biaya pinjaman yang tinggi yang akan memicu penurunan ekonomi secara tajam.

Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan banyak yang khawatir The Fed akan bertindak terlalu agresif dengan menjanjikan kenaikan suku bunga dan mendorong ekonomi Amerika Serikat (AS) ke jurang resesi.

Baca juga: Sentimen The Fed Masih Jadi Penekan Laju Rupiah Melemah

"Banyak yang khawatir bahwa The Fed mungkin bertindak terlalu agresif dan mungkin mendorong ekonomi ke dalam resesi," kata Mary Daly dalam sebuah wawancara di LinkedIn, yang dikutip dari Reuters.

Namun Daly mengaku, ia khawatir inflasi yang tidak terkendali akan menjadi ancaman utama bagi ekonomi Amerika Serikat.

"Saya sendiri khawatir jika tidak terkendali, inflasi akan menjadi kendala dan ancaman utama bagi ekonomi AS dan ekspansi yang berkelanjutan," ungkapnya.

Daly menambahkan, The Fed berusaha menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi yang melonjak.

"Kami sedang bekerja ke arah itu secepat mungkin, dan mudah-mudahan orang Amerika di mana pun akan mulai melihat sedikit kelegaan di dompet mereka," ujarnya, seraya menambahkan dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan melambat tetapi tidak berhenti tumbuh.

The Fed pada awal bulan ini telah menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin presentase, ke kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen untuk memerangi inflasi yang berada di level tertinggi dalam 40 tahun. Kenaikan suku bunga The Fed ini merupakan kenaikan terbesar sejak tahun 1994.

Presiden The Fed New York, John Williams juga mengatakan dia melihat perlunya tindakan tegas untuk mengekang inflasi yang tinggi.

Baca juga: Lonjakan Suku Bunga oleh The Fed Bikin Pasar Perumahan di AS Tertekan

"Kita perlu bergerak cepat. Dalam hal pertemuan kami berikutnya, saya pikir 50 (basis poin) atau 75 jelas akan menjadi perdebatan," kata Williams.

Baik Daly maupun Williams mengatakan mereka memperkirakan tingkat pengangguran akan naik persepuluh poin presentase, dari level 3,6 persen saat ini, namun mereka mengatakan pasar tenaga kerja AS masih kuat dan ekonomi AS memiliki momentum yang cukup sehingga mereka tidak mengharapkan resesi.

Dalam sebuah esai yang diterbitkan Selasa kemarin, Presiden The Fed St. Louis, James Bullard memberikan dua contoh di masa lalu yaitu pada tahun 1983 dan 1994, ketika The Fed menaikkan suku bunga namun tidak memicu resesi, dan mengatakan bank sentral harus mengikuti contoh tersebut.

"Panduan ke depan The Fed bahwa kenaikan suku bunga kebijakan tambahan kemungkinan dalam beberapa bulan mendatang adalah langkah yang disengaja untuk membantu Komite Pasar Terbuka Federal AS (FOMC) lebih cepat memindahkan kebijakan yang diperlukan untuk membawa inflasi kembali sejalan dengan target 2 persen the Fed," tulis Bullard.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini