Soal komitmen berkelanjutan, BCA sebagai salah satu pelaku industri perbankan nasional, memiliki pilar-pilar berkelanjutan atau biasa disebut responseable banking.
Terkait pilar budaya berkelanjutan, BCA membangun budaya baik di internal yang kemudian direfleksikan dengan inisiatif eksternal.
Sehingga dapat membentuk budaya atau sustainability culture. Mulai dari operasional bank hingga strategi bisnis.
Terkait portofolio hijau BCA, Hera mengungkapkan, tercatat telah mencapai Rp161,6 triliun hingga Maret 2022. Angka tersebut mengambil porsi sekitar 25 persen dari total portofolio BCA.
Alokasi pembiayaan tersebut ditujukan mulai dari sektor transportasi Eco Friendly, industri Eco Friendly Product, energi terbarukan, dan ke sektor pengelolaan limbah dan air.
Tak hanya portofolio kredit, BCA juga menginisiasi dalam melakukan pengolahan limbah industri perbankan. Seperti mesin Electronic data Capture (EDC) dan kartu ATM yang sudah tidak terpakai.
Contohnya, untuk limbah kartu ATM yang sudah tidak dapat digunakan, BCA mengolah limbah tersebut dan dijadikan sebagai paving blok di beberapa kantor BCA.
Terkait aktivitas di kantor, BCA juga meminimalisir penggunaan penggunaan kertas.
“Project ini dilakukan sejak tahun lalu, dan kita sudah berkontribusi untuk program keberlanjutan,” papar Hera.
Menilik Kantor BCA yang Berkonsep “Green Building”, Hemat Energi hingga Ramah Lingkungan
Wisma BCA Foresta yang berlokasi di Tangerang, menjadi salah satu wujud pembangunan berkelanjutan oleh BCA.
Bangunan yang menyandang kategori sebagai Green Building ini menerapkan teknologi berbasis ramah lingkungan.
Wisma BCA Foresta merupakan gedung yang beroperasi sejak Oktober 2020 dengan peruntukan sebagai kantor pusat BCA dengan total luas bangunan lebih dari 45.000 m2.
Pada penghujung tahun 2021, Wisma BCA Foresta meraih sertifikasi Greenship Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI).