Beberapa industri tersebut di antaranya mi basah yang biasa dipasok untuk penjual mi ayam hingga kue tradisional.
Sementara Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, pemerintah Indonesia harus waspada dengan kenaikan harga gandum karena dapat memicu inflasi.
Huda menekankan nilai impor gandum Indonesia dari Ukraina relatif besar, walaupun Indonesia lebih banyak impor dari Australia.
"Seluruh negara dunia saat ini khawatir akan krisis pangan akibat pasokan global terganggu," tuturnya.
Huda mengatakan Indonesia yang sangat bergantung pada impor gandum di dunia mau tidak mau membuat industri pengguna tepung harus menaikkan biaya produksinya.
"Ini berbahaya karena inflasi makanan, minuman, dan tembakau merupakan penyumbang inflasi tertinggi," ujarnya.
Dia meminta pemerintah mewaspadai inflasi di dalam negeri ditambah dari krisis energi yang bisa berdampak ke kenaikan harga transportasi.(Tribun Network/ism/nas/wly)