Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Harga minyak mentah naik lebih dari 2 persen pada Jumat (12/1/2024) dipicu kekhawatiran pasar atas dampak serangan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap pangkalan militer Houthi di Yaman.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 1,53 dolar AS, atau 2 persen menjadi 78,94 dolar AS per barel.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan 1,53 dolar AS atau 2,1 persen lebih tinggi menjadi 73,55 dolar AS.
Serangan AS dan Inggris merupakan salah satu demonstrasi paling dramatis hingga saat ini sejak meluasnya perang Israel-Hamas di Timur Tengah sejak meletus pada 7 Oktober 2023.
Saksi mata di Yaman membenarkan adanya ledakan di seluruh negeri.
“Kami tak akan mentolerir serangan yang menargetkan personel kami di lapangan atau membiarkan pihak-pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi,” kata Presiden AS, Joe Biden.
Serangan Houthi di Laut Merah telah mengganggu perdagangan internasional di jalur utama antara Eropa dan Asia, yang menyumbang sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia.
Baca juga: Iran Sita Kapal Tanker St Nicholas Milik AS di Teluk Oman, Washington Meradang
Sejak Oktober 2023, Houthi telah menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah untuk menunjukkan dukungan terhadap kelompok militan Palestina Hamas dalam perjuangannya melawan Israel.
Baca juga: Houthi Yaman Ancam Tenggelamkan Kapal Perang AS yang Kawal Kapal Kargo di Laut Merah
Raksasa pelayaran Maersk mengatakan pihaknya akan mengalihkan semua kapal menjauh dari Laut Merah di masa mendatang, sembari memperingatkan pelanggan akan gangguan lebih lanjut.