News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perusahaan China Jorjoran Ingin Investasi di Indonesia Usai Trump Jadi Presiden AS, Ini Penyebabnya

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Perusahaan China memindahkan investasinya ke negara kawasan Asia Tenggara agar tidak mengalami kerugian saat melakukan ekspor ke Amerika Serikat akibat biaya pajak yang besar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan, Indonesia diserbu oleh perusahaan China yang ingin berinvestasi usai Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Menurutnya, hal tersebut menandakan bahwa perekonomian global tengah mengalami "perang dagang" yang luar biasa usai kemenangan Donald Trump.

"Setelah terakhir Trump terpilih sebagai presiden AS, terus terang ada banyak sekali permintaan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok bertemu dengan pihak Kemenperin," kata Faisol dalam acara INDEF 'Sarasehan 100 Ekonom Indonesia', Selasa (3/12/2024).

Baca juga: Perang Dagang AS Dimulai, Donald Trump Bakal Naikkan Pajak Produk dari Kanada hingga China

Faisol menduga, perusahaan-perusahaan China itu memindahkan investasinya ke negara kawasan Asia Tenggara agar tidak mengalami kerugian saat melakukan ekspor ke Amerika Serikat akibat biaya pajak yang besar.

"Kami menduga bahwa mereka berpikir lebih baik memindahkan industrinya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara agar kalau ekspor bisa langsung ke AS tidak rugi seperti langsung ekspor ke China," ujarnya.

Menurut Faisol, serbuan perusahaan China yang ingin berinvestasi di Indonesia ini merupakan kabar baik. Namun sayangnya, pemerintah Indonesia belum siap untuk menghadapi hal tersebut. 

Faisol menyebut, pemerintah bakal merumuskan perbaikan regulasi dalam merespons serbuan investasi China untuk mengantisipasi gejolak perekonomian global.

"Tentu ini situasi yang dalam tanda petik menggembirakan tapi mengkhawatirkan karena salah satunya kita belum betul2 bisa siap dengan seluruh serbuan investasi. Jika ini terjadi karena perbaikan regulasi harus secepat mungkin kita lakukan dalam rangka melihat atau antisipasi perekonomian global ini," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini