Dr John Treging, seorang ahli penyakit menular di Imperial College London Inggris mengatakan vaksin tersebut menggunakan teknologi yang sudah ada sebelumnya.
"Ini dibuat dengan standar yang sangat tinggi, menggunakan hal-hal yang kita tahu aman untuk digunakan pada orang-orang dan mereka yang terlibat dipantau sangat ketat," ujar dia.
Baca: Anggota DPRD Blora Marah Tolak Dites Kesehatan terkait Corona, Pertanyakan SOP dan Singgung UU
Proses pembuatan vaksin dilakukan dalam waktu cepat.
"Ya (pembuatan vaksin) ini sangat cepat, tetapi ini adalah perlombaan melawan virus, bukan melawan satu sama lain sebagai ilmuwan, dan itu dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan," ujar dia.
Seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini dibuat dari virus yang dilemahkan atau dibunuh, tetapi vaksi mRNA-1237 ini tidak dibuat dari virus Corona yang menyebabkan covid-19.
Vaksin diharapkan bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tubuh mampu melawan infeksi virus Corona.
Dalam percobaan ini, para sukarelawan diberi dosis berbeda.
Mereka masing-masing diberi dua suntikan vaksin dalam 28 hari terpisah di otot lengan atas.
Jika proses uji coba awal ini berhasil, prosesnya masih membutuhkan waktu hingga 18 bulan sampai kemudian vaksin tersedia untuk umum.
(Tribunnews.com/Daryono)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)