Ia lebih memilih untuk membagikan tutorial cara membuat APD sendiri agar rumah sakit bisa mandiri.
"Saya ajari, bahannya apa, kemudian saya beri video gimana cara membuatnya," ujar Cahyono.
"Iya, kita bertujuan untuk rumah sakit-rumah sakit teman-teman kita untuk membuat APD secara mandiri," sambungnya.
Selain itu, Cahyono menghindari adanya pihak ketiga yang kemungkinan menaikkan harga APD produksinya.
"Karena bagaimana pun juga di dalam situasi ini ada beberapa spekulan yang menaikkan harga baju, mohon maaf, dengan tinggi sekali," terang Cahyono.
"Kita berpikiran bahwa ini harus kita penuhi dengan berdikari," imbuhnya.
Baca: RS Moewardi Solo Buat APD Sendiri, Harga Cuma Rp 50 Ribu, Sanggup Produksi 250 per Hari
Baca: Pemprov DKI Susun Skenario Jika Pasien Positif Corona Terus Melonjak
APD tiru model saat flu burung
Dalam wawancara itu, Cahyono menyebut pihak RS Moewardi berinisiatif membuat APD sendiri lantaran langkanya APD di pasaran.
Berawal dari rapat para tenaga medis, akhirnya ditemukan bahan baku yang sesuai.
"Ketika di pasaran, baju cover-all ini habis, maka kita mencari contoh bahannya, kemudian kita rapat dengan staf-staf saya," ungkap Cahyono.
"Kemudian kita mencari bahannya, ternyata bahannya adalah polypropylene spunbond," sambungnya.
Dengan contoh bahan APD yang digunakan saat flu burung, pihak RS Moewardi kemudian memodifikasi dengan perbaikan agar sesuai untuk menangani virus corona.
"Bahan ini pernah dipakai waktu ada wabah flu burung."
"Kemudian kita membuat contoh juga, dengan adanya perbaikan, begitu cocok, maka kita produksi massal," terangnya.