"Jadi saya berharap masyarakat Toli-Toli harus semangat melawan Covid-19 ini.
Dan mulai besok Jam 00 hari Senin semua jalan masuk dari Palu, Kotaraya saya tutup mati selama 14 hari.
Dan penerbangan saya izinkan 2 hari sekali, itupun hartus kita periksa, lautpun demikian kita tutup.
jadi mulai hari senin tidak ada lagi yang namanya orang melintas di kabupaten Toli-Toli.
Ini namanya tindakan preventif, jangan nanti sudah tertular, sudah ada yang positif baru saya ambil tindakan, itu salah.
Satu kesalahan besar ketika kita tiak berani ambil suatu keputusan, itu salah.
Jadi tindakan preventif itu paling penting, jangan nanti sudah terjangkit sudha ada korban baru kita ambil tindakan, tidak.
Hari senin semua pintu masuk saya tutup."
Toli-Toli adalah kabupaten yang berada di lintasan utama jalur trans Sulawesi.
Kabupaten pesisir ini berada di leher Pulau Sulawesi, perbatasan antara Provinsi Gorontalo (451 km) dan Sulawesi Tengah.
Jalur ini penghubung utama jalur ekonomi dan mobilitas warga lima provinsi, Sulawesi Utara (779 dari Manado), Sulawesi Tengah (382 km dari Palu), Sulawesi Barat (769 km dari Mamuju), dan Sulawesi Selatan ( 1178 km dari Makassar).
Belum ada konfirmasi resmi apakah pengumuman lisan itu akan dituangkan dalam bentuk surat tertulis.
Dilansir media lokal, keputusan tersebut merupakan hasil rapat antara Pemkab Tolitoli dan unsur Muspida usai menerima desakan dari masyarakat.
Atas keputusan itu, dirinya meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang hendak melintas di Kabupaten Tolitoli.
Sebab, untuk sementara daerah itu tidak bisa dilintasi guna mencegah penyebaran Covid-19.
Bupati dua periode ini mengumumkan lockdown (penutupan total) wilayahnya di depan rumah jabatannya, di kawasan Tuweley, Baolan, Kota Toli-Toli.
Ia beralasan, keselamatan sekitar 235 ribu penduduknya di 110 desa, 6 kelurahan di 10 kecamatan adalah segala-galanya.
“Jangan nanti terjangkit baru ambil tindakan, itu keliru. Kita harus berani ambil tindakan sebelum warga terjangkit,” kata Mohammad Saleh Bantilan.
Dikutip Antara, sarjana dan master hukum ini menyebut, sebelum mengumumkan lockdown wilayah ini, dia sudah berkoordinasi dengan petinggi dari Kodim 1305 Buol Toli-toli dan kepala kepolisian daerah setempat.
Penutupan akses transportasi tersebut dilakukan baik di darat, laut, dan udara.
Di darat, Tolitoli berbatasan dengan Kabupaten Donggala bagian selatan, di bagian timur berbatasan dengan Parigi Moutong, dan bagian utara berbatasan dengan Gorontalo.
Daerah itu juga memiliki akses pelabuhan laut di Dermaga Pelabuhan Dede untuk kapal penumpang dan barang.
Saleh mengatakan arus orang sama sekali tidak diizinkan masuk kecuali barang, khususnya sembako.
Itupun melalui pemeriksaan ketat dan penyemprotan disinfektan.
“Barang dari kapal boleh diturunkan, tetapi penumpang tidak boleh turun,” katanya.
Di Bandara Perintis Lalos, Toli-toli jadwal penerbangan hanya boleh dua kali dalam sepekan.
Seluruh penumpang dipastikan sudah steril dari gejala umum Covid-19.
Dari 28 kasus pasien dalam pengawasan (PDP) Corona di Sulteng, satu di antaranya di Kabupaten Tolitoli.
Namun, namun hasil pemeriksaan menyebutkan negatif. Hingga Sabtu (28/3/2020) malam, terdapat dua PDP positif corona dan keduanya ada di Kota Palu.
Sejek pekan lalu, Saleh Bantila sudah mengantisipasi penyebaran virus mematikan ini.
"APD untuk tenaga medis di RSU Mokopido yang ditunjukan sebagai rumah sakit rujukan pasien COVID-19 itu hanya ada 5 unit saja, 3 unit sudah dipakai untuk menangani balita yang PDP dan tidak bisa digunakan kembali. Berarti tinggal 2 unit. Hasil rapat kemarin bersama unsur Muspida, Kabupaten Tolitoli akan karantina wilayah selama 14 hari," ungkap dia, Sabtu.
(Tribunnews.com/Chrysnha/Maliana/Tribunjateng.com/Fajar Bahruddin/Kompas.com/Haryanti Puspa/TribunTimur)