Namun, data tersebut masih kurang mengenai kebenaran anak-anak dapat menularkan virus ke orang dewasa.
"Anak-anak bukanlah penyebar virus corona besar, tetapi jika mereka tidak menderita flu," katanya.
Profesor Van-Tam mengatakan sebagian besar anak-anak hanya memiliki gejala COVID-19 "sangat ringan".
Baca: Boris Johnson Peringatkan Risiko Lonjakan Korban Jiwa Inggris Bila Lockdown Buru-buru Dilonggarkan
Ia juga menyampaikan tingkat infeksi di antara mereka pun hampir sama seperti pada orang dewasa.
Bahkan, sebuah studi oleh Royal College of Paediatricians and Child Health menemukan anak-anak lebih kecil kemungkinan terinfeksi virus daripada orang dewasa.
Hal tersebut berdasarkan temuan oleh komisi China dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, peran anak-anak dalam menularkan penyakit kepada orang lain tidak diketahui.
Khususnya mengingat sejumlah besar kasus corona ditemukan tanpa gejala.
Kendati demikian, penelitian terpisah oleh Kesehatan Masyarakat Inggris dan University of Cambridge mengatakan sebaliknya.
Mereka menemukan anak-anak di Inggris lebih mungkin terinfeksi daripada kelompok umur lainnya.
Bahkan menurut penelitian, hampir satu dari lima anak (18 persen) berusia antara 5 dan 14 tahun telah tertular virus.
Namun hingga kini, temuan-temuan tersebut masih diselidiki untuk mengungkap apakah anak-anak rentan terkena virus maupun tidak.
(Tribunnews.com/Maliana)