"Ini waktu yang berbeda," ujarnya.
Studi Moderna
Dalam studi Moderna, tiga peserta mengalami demam dan gejala mirip flu lainnya ketika mereka menerima vaksin dengan dosis 250 mikrogram.
Nantinya, pada Tahap 2, dosis akan diberi antara 25 dan 100 mikrogram.
Sejauh ini, subjek penelitian Moderna yang divaksinasi pada dosis 23 dan 100 mikrogram mencapai tingkat antibodi yang serupa, atau bahkan lebih tinggi daripada orang yang secara alami terinfeksi virus corona.
Baca: Jokowi Ungkap Kabar Baik Perkembangan Penelitian Vaksin Corona di Indonesia
Namun, tidak jelas apakah infeksi alami memberikan kekebalan dari terinfeksi ulang.
Begitu pula dengan vaksinasi.
"Itu pertanyaan yang bagus, dan kenyataannya, kita belum tahu itu," kata Zaks.
"Kita harus melakukan uji efikasi formal, di mana banyak orang divaksin dan akan dipantau selama berbulan-bulan untuk memastikan mereka tidak sakit," jelasnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)