Sayangnya, lanjut Lucy, pemerintah tampak alergi jika mendengar kata lockdown.
Padahal, jika melihat kasus di Selandia Baru, melalui lockdown mereka berhasil mengatasi pandemi Covid-19.
Karena itu, pemerintah seharusnya memberi ruang untuk mengambil kebijakan lockdown.
"Kebijakan ini jelas memperhatikan aspek geografis, sehingga mobilisasi warga secara geografis dapat dihentikan," ujarnya.
Lucy menyadari bahwa kebijakan lockdown memerlukan alokasi anggaran yang cukup besar.
Konsekeunsi dari lockdown, minimal pemerintah harus menyiapkan anggaran untuk makan rakyatnya dalam satu periode tertentu.
"Masalahnya tersedia tidak anggaran untuk itu. Tentu jawabannya harus tersedia dengan cara mengalihkan anggaran infrastruktur yang besar itu untuk dana bantuan kepada masyarakat selama lockdown," pungkasnya.
820 Ribu Sembuh
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa total kasus positif Covid-19 di Indonesia memang lebih dari satu juta kasus atau tepatnya berdasarkan data pada Selasa kemarin yakni 1.012.350.
Namun, menurut Wiku, dari jumlah tersebut sekitar 820 ribunya telah dinyatakan sembuh.
"Dari angka 1 juta tersebut sebenarnya 820 ribu lebih, itu adalah sembuh. Jadi sebenarnya dengan angka kesembuhan 80 persen, itu sebagian yang belum sembuh masih dirawat dan sebagain memang ada yang fatal," kata Wiku usai menjalani vaksinasi Covid-19 dosis di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (27/1/2021).
Oleh karena itu, kata Wiku, saat ini pihaknya fokus pada kasus aktif alias warga yang belum dinyatakan sembuh yang jumlahnya lebih dari 100 ribu.
Salah satunya dengan menambah kapasitas rumah sakit terutama di rumah sakit rujukan Covid-19.
"Fasilitasi rumah sakit memang terbatas yang sementara ini digunakan untuk rujukan Covid-19, dan pemerintah sudah menambah jumlah tempat tidur dan tenaga kesehatan agar bisa menangani ini," katanya.
Hanya saja Wiku mengingatkan bahwa upaya solusi apapun dari pemerintah untuk menekan laju penyebaran Covid-19 dan meningkatkan angka kesembuhan, tidak akan ada artinya apabila masyarakat tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan 3M, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, hingga menghindari kerumunan.
"Solusi ini harus diikuti dengan pencegahan yang lebih masif, karena Faskes tidak mungkin cukup apabila banyak penduduk Indonesia yang sakit," pungkasnya. (Chaerul Umam/Vincentius Jyestha)