Dia mengatakan ketika orang tua dan anak dapat mengungkapkan perasaannya, emosi menjadi lebih nyaman.
Sehingga, orang tua bisa tetap memberi respon positif sesuai dengan kebutuhan dan keadaan anak.
Beri penghargaan atas pilihan anak, hindari memberi penilaian atas pilihannya, namun tetap arahkan apabila pilihan anak melanggar aturan, atau menyangkut keamanan dan keselamatan diri.
Selaras dengan arahan Mendikbud melalui Surat Edaran No. 4 Tahun 2020, orang tua dan keluarga dapat berfokus pada pendampingan belajar, yang mengarahkan pada kecakapan hidup yang merupakan bagian dari pendidikan karakter.
Selain itu, Nisa mengingatkan bahwa situasi pandemi yang tidak bisa diprediksi sampai kapan, rasanya akan bermanfaat jika digunakan untuk memperbanyak menanamkan perilaku positif dalam pendampingan belajar.
Salah satunya dengan mengubah pola pikir kekhawatiran menjadi pola pikir berprasangka baik yang berfokus pada 'hal baru apa yang anak-anak dapatkan selama pandemi'.
“Yang mungkin luput dari pandangan orang tua, karena tertutup dengan kecemasan terjadinya penurunan kompetensi belajar (learning lost). Perbanyak komunikasi dari hati ke hati, menjalin kebersamaan, dan tetap menumbuhkan semangat, serta kasih sayang dengan seluruh anggota keluarga,” katanya.