News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Harga PCR Turun Jadi Rp 300 Ribu, Hasil Tes Berlaku 3x24 Jam

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Petugas medis melakukan tes swab PCR.

"Kami mendapat banyak masukan dan kritik dari masyarakat terkait dengan kebijakan PCR, mengapa kasus turun dan level PPKM jadi turun justru ditetapkan kebijakan PCR untuk pesawat," ujar Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali tersebut.

Menurut Luhut, banyak negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 pascarelaksasi pembatasan.

Padahal negara-negara itu mempunyai tingkat vaksinasi Covid-19 yang lebih tinggi dari Indonesia.

"Kita belajar dari banyak negara yang melakukan relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan, kemudian kasusnya meningkat pesat meskipun tingkat vaksinasi mereka jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia," tuturnya.

Menurut Luhut, relaksasi yang dilakukan di Eropa itu cenderung terlalu dini.

"Kita hari ini tidak boleh lengah karena kasusnya rendah. Karena banyak negara lain terutama di Eropa yang mengalami kenaikan kasus signifikan meski vaksinasi cukup tinggi. Di negara tersebut relaksasi kegiatan sosial dilakukan dengan cepat dan prokes dilupakan," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden.

Dengan lonjakan kasus yang masih terjadi di berbagai negara itu, Luhut meminta masyarakat memahami kebijakan pengetatan yang masih diambil oleh pemerintah.

Apalagi di saat yang sama mobilitas masyarakat di Indonesia mulai meningkat setelah adanya penurunan level PPKM.

Ia mencontohkan mobilitas di Provinsi Bali saat ini sudah sama dengan musim libur akhir tahun lalu. Luhut memprediksi peningkatan akan terus terjadi hingga akhir tahun ini.

"Perlu dipahami kebijakan PCR ini diberlakukan karena kami melihat risiko penyebaran yang meningkat karena mobilitas penduduk yang meningkat beberapa minggu terakhir," kata Luhut.

"Ini saya mohon dimengerti. Jadi kalau ada langkah-langkah kami yang kelihatan ketat, kami memang mempertimbangkan betul karena kalau sudah nyebar baru pada ribut. Lebih bagus kami sekarang ketat tapi longgar, misal saya katakan itu semua industri bisa kita kendalikan 100 persen buka tapi traveling yang susah dikontrol kita lakukan pengendalian di sana-sini," lanjutnya.

Luhut juga menyampaikan agar apa yang terjadi di negara seperti di kawasan Eropa dijadikan pelajaran. Salah satunya dengan meningkatkan penerapan aplikasi PeduliLindungi di berbagai aktivitas.

"Belajar pada kenaikan kasus di negara lain, tidak boleh mengendurkan pengetatan 3T-3M dan disiplin penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Kejenuhan saat ini terlihat dilakukan penerapan prokes harus dapat dihilangkan dengan adanya pengawasan dan enforcement yang lebih kuat terhadap penggunaan PeduliLindungi di berbagai sektor yang berkurang terhadap pandemi COVID-19," kata Luhut.(tribun network/fik/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini