Vaksin booster heterolog diartikan sebagai vaksinasi booster yang menggunakan jenis vaksin berbeda dengan dosis pertama dan dosis kedua.
Sementara homolog merupakan vaksinasi booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama seperti vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia juga menjelaskan bahwa, vaksin booster heterolog atau vaksin booster kombinasi memberikan efek peningkatan antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster homolog atau vaksin booster dengan jenis yang sama.
Nantinya, jenis vaksin yang diberikan ditentukan oleh petugas kesehatan berdasarkan riwayat vaksinasi dosis 1 dan 2 yang diterima dan sesuai ketersediaan vaksin di tempat layanan.
Kombinasi Vaksin dan Dosis
Dosis lanjutan (booster) yang diberikan pada bulan Januari 2022, yakni:
1. Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac, maka diberikan:
- Vaksin Astra Zeneca, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
- Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
- Vaksin Zifivax dengan dosis penuh.
2. Untuk sasaran dengan dosis primer AstraZeneca, maka diberikan:
- Vaksin Moderna, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
- Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
3. Untuk sasaran dengan dosis primer Pfizer, maka diberikan:
- Vaksin Moderna, separuh dosis (0,25 ml).
- Vaksin AstraZeneca, separuh dosis (0,15 ml).
Baca juga: Apakah Vaksin Booster Ada Sertifikatnya di PeduliLindungi? Ini Penjelasan Kemkes
Vaksin Booster Tidak Menimbulkan Overdosis
Sebagian masyarakat masih mempertanyakan apakah penggunaan vaksin booster dapat menyebabkan overdosis.
Hal tersebut langsung ditanggapi oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro.
"Tidak bisa over dosis ya. Memang jangan mikir kebanyakan dosis. Hal alamiah yang wajar, ternyata berdasarkan . penelitian,antibodi akan menurun seiring berjalan waktu," ungkap Reisa pada siaran Radio RRI, Rabu (19/1/2022), dilansir Tribunnews.
Apapun jenis vaksinnya, semua efektif memberikan perlindungan terhadap semua varian Covid-19.