3. Brasil
Total kasus: 33.795.192
Meninggal: 678.375
Sembuh: 32.272.604
Kasus aktif: 844.213
4. Perancis
Total kasus: 33.786,766
Meninggal: 151.983
Sembuh: 32.080.026
Kasus aktif: 1.554.757
5. Jerman
Total kasus: 30.787.309
Meninggal: 143.855
Sembuh: 28.833.300
Kasus aktif: 1.810.154
6. Inggris
Total kasus: 23.304.479
Meninggal: 183.953
Sembuh: 22.635.341
Kasus aktif: 485.185
7. Italia
Total kasus: 20.952.476
Meninggal: 171.882
Sembuh: 19.457.330
Kasus aktif: 1.323.264
8. Korea Selatan
Total kasus: 19.702.461
Meninggal: 25.027
Sembuh: 18.536.869
Kasus aktif: 1.140.565
9. Rusia
Total kasus: 18.576.973
Meninggal: 382.352
Sembuh: 17.963.133
Kasus aktif: 231.488
10. Turki
Total kasus: 15.889.495
Meninggal: 99.341
Sembuh: 15.487.468
Kasus aktif: 302.686
11. Spanyol
Total kasus: 13.226.579
Meninggal: 110.719
Sembuh: 12.610.266
Kasus aktif: 505.594
12. Jepang
Total kasus: 12.118.112
Meninggal: 32.286
Sembuh: 10.480.392
Kasus aktif: 1.605.434
13. Vietnam
Total kasus: 10.776.484
Meninggal: 43.093
Sembuh: 9.897.545
Kasus aktif: 835.846
14. Argentina
Total kasus: 9.507.562
Meninggal: 129.278
Sembuh: 9.283.244
Kasus aktif: 95.040
15. Australia
Total kasus: 9.349.602
Meninggal: 11.776
Sembuh: 8.945.734
Kasus aktif: 392.092
16. Belanda
Total kasus: 8.331.315
Meninggal: 22.492
Sembuh: 8.155.170
Kasus aktif: 153.653
17. Iran
Total kasus: 7.376.794
Meninggal: 141.891
Sembuh: 7.078.102
Kasus aktif: 156.801
18. Meksiko
Total kasus: 6.735.095
Meninggal: 327.604
Sembuh: 5.840.503
Kasus aktif: 566.988
19. Kolombia
Total kasus: 6.265.798
Meninggal: 140.845
Sembuh: 6.079.628
Kasus aktif: 45.325
20. Indonesia
Total kasus: 6.197.495
Meninggal: 156.970
Sembuh: 5.992.537
Kasus aktif: 47.988
Ahli Medis Peringatkan Covid-19 Sub-Varian Baru Omicron Paling Menular
Direktur Departemen Imunologi dan Kedokteran Molekuler di Sri Jayewardenepura Sri Lanka, Dr Chandima Jeewandara mengungkapkan bahwa sub-varian Omicron BA.5 merupakan jenis virus corona yang paling menular dan paling menghindari kekebalan yang belum diidentifikasi.
Dikutip dari laman www.dailymirror.lk, Sabtu (30/7/2022), dalam sebuah cuitannya di Twitter, Dr Chandima Jeewandara menambahkan bahwa jumlah kasus rawat inap kemungkinan akan terus mengalami peningkatan di negara itu karena munculnya gelombang BA.5 saat ini.
"BA.5 memiliki mutasi kunci L452R yang sama dengan varian Delta. Kita semua tahu apa yang terjadi ketika Delta ada di sini bersama kita," cuit Dr Jeewandara.
Dr Chandima Jeewandara juga memperingatkan warga Sri Lanka untuk segera mendapatkan dosis tambahan (booster) vaksin virus corona (Covid-19).
Tidak hanya itu, Dr Chandima Jeewandara meminta agar pemakaian masker tetap diterapkan, setidaknya saat berada di dalam ruangan.
Ia turut mengingatkan agar warga Sri Lanka melakukan tes Covid-19 jika mengalami gejala.
Karena dunia saat ini sedang mengalami salah satu gelombang pandemi Covid-19 terbesar yang dipicu oleh munculnya sub-varian Omicron BA.5.
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Satgas Minta Masyarakat Waspada
Juru Bicara Pemerintah, Wiku Adisasmito, mengingatkan kepada masyarakat untuk kembali mewaspadai penularan Covid-19.
Dalam beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 kembali meningkat dan kini berada di angka 6.000 kasus baru per hari.
Wiku Adisasmito mengatakan jumlah kasus Covid-19 terus mencetak rekor baru dalam beberapa minggu terakhir, setelah lama tak mengalami kenaikan.
Ia menjelaskan, terakhir kasus Covid-19 di Indonesia mencapai angka di atas 6.000 terjadi pada Maret lalu.
"Peningkatan terjadi perlahan tapi pasti, dari mulai 1000 pada awal juni 2000 juli dan dalam waktu satu bulan naik 3 kali lipat jadi 6.000, kasus aktif meningkat pula, sudah lama kita tidak punya kasus aktif sebanyak 46.000, terakhir terjadi pada April dan sekarang terulang. Selain itu angka kematian juga meningkat dalam tiga hari terakhir, selalu di atas 10 kasus kematian perhari," ujar Wiku dalam pernyataannya, Jumat(29/7/2022).
Wiku Adisasmito melanjutkan, adanya peningkatan kasus positif, aktif, kematian juga terefleksikan pada positivity rate yang sekarang diatas ambang batas WHO sebesar 5 persen.
Ia mengungkapkan, positivity rate di Indonesia perminggu ini berada pada angka 6.0 persen.
"Artinya penularan masih ada dan terjadi di masyarakat dengan pola penambahan kasus berlipat (eksponensial) untuk itu masyarakat harus waspada dengan terhadap penularan Covid yang kembali meningkat," katanya.
"Mungkin saat ini kembali sering terdengar kabar bahwa kerabat, atau orang terdekat kita terinfeksi virus Covid-19, yang menandakan bahwa kewaspadaan mulai kembali penting untuk ditingkatkan," ujarnya menambahkan.
Meski kasus meningkat, namun Wiku mengatakan ada juga kabar yang mengembirakan dimana jumlah orang yang diperiksa mengalami kenaikan signifikan dibanding awal Juli.
"Kenaikan ini patut diapresiasi, karena artinya terjadi peningkatan kesadaran masyarakat untuk tes Covid-19 ketika mengalami gejala maupun kontak erat, dengan semakin banyak diperiksa maka semakin akurat kita bisa mengetahui penyebaran penularan Covid-19," katanya.
Selain itu, meski kembali mengalami peningkatan kasus, namun tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) juga masih stabil, yakni berada di bawah 15 persen di 34 provinsi.
Ia menjelaskan peningkatan BOR tertinggi terjadi di Bali, Jakarta, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memang menjadi provinsi penyumbang terbanyak kasus positif harian.
"Tidak lelah saya ingatkan bahwa meski saat ini BOR masih terkendali, namun kita tidak hanya wajib melindungi diri sendiri namun juga orang lain terutama kelompok rentan. mungkin gejala Covid saat ini ringan atau bahkan tidak ada gejala namun bisa saja keadaan tersebut berbeda pada kelompok rentan seperti lansia yang mungkin tertular dari kita," jelasnya.
Selain itu, kembali normalnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat perlu diperkuat dengan penerapan dan pengawasan kedisiplinan prokes yang baik dan benar, agar keadaan normal ini tidak memicu kembali lonjakan kasus dikemudian hari.
Wiku mengimbau pada masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin prokes, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta segera menerima vaksin lengkap atau dosis ketiga.
"Kabar baiknya jumlah orang yang menerima vaksin booster mengalami peningkatan 70 persen selama 4 minggu terakhir. ini menandakan semakin banyak yang akhirnya melakukan vaksinasi booster dan hal ini sangat baik, karena dapat meningkatkan perlindungan kolektif," katanya.
"Kenaikan kasus saat ini, bukan tidak mungkin kita akan kembali mengalami lonjakan kasus. Dengan belajar dari pengalaman lonjakan sebelumnya, memakai masker disetiap kegiatan masyarakat serta melakukan vaksinasi booster dapat membantu menekan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus ke depannya," ucapnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com)