News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2024

Tiga Kasus Ditemukan dan Satu Orang Meninggal, WHO Peringatkan Penyebaran MERS di Arab Saudi

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Apa itu virus MERS CoV? - Dalam rangka musim keberangkatan jemaah Haji Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) ingatkan bahaya virus MERS CoV, berikut cara mencegahnya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan penyebaran Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi jelang ibadah Haji 2024.

WHO menerima laporan dari Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi (KSA) terkait ditemukannya tiga kasus MERS. Satu di antaranya dinyatakan meninggal.

"Ketiga kasus tersebut adalah laki-laki dari Riyadh berusia antara 56 dan 60 tahun dengan kondisi kesehatan penyerta.Ketiga laki-laki ini diketahui bukan petugas kesehatan," ungkap WHO dilansir dari website resmi, Jumat (10/5/2024).

Ketiga kasus tersebut secara epidemiologis terpapar MERS di fasilitas layanan kesehatan di Riyadh.

Namun, penyelidikan ini masih terus dilakukan untuk memverifikasi hal ini dan memahami jalur penularan.

Sejak awal tahun, total empat kasus dan dua kematian telah dilaporkan di Kerajaan Arab Saudi.

Pemberitahuan mengenai kasus-kasus ini tidak mengubah penilaian risiko WHO secara keseluruhan, yang masih bersifat moderat baik di tingkat global maupun regional.

Selain itu WHO memperkirakan adanya kasus tambahan infeksi MERS-CoV yang akan dilaporkan dari Timur Tengah atau negara lain.

"Selain itu, kasus-kasus akan terus berpindah ke negara-negara lain oleh individu yang terpapar virus melalui kontak dengan dromedari atau produk mereka (misalnya, konsumsi susu unta mentah)," kata WHO lagi.

Selain itu penularan bisa terjadi di lingkungan layanan kesehatan.

Terkait hal ini, WHO imbau kembali menekankan pentingnya pengawasan yang kuat oleh semua negara terhadap infeksi saluran pernapasan akut.

"Termasuk MERS-CoV, ke dalam algoritma pengujian yang diperlukan dan meninjau secara cermat setiap pola yang tidak biasa," imbau WHO.

Imbauan WHO Cegah Penularan MERS

WHO pun mengeluarkan beberapa imbauan untuk menekankan penularan MERS.

Pertama, mengenali tanda dan gejala infeksi MERS.

Mengingat, penularan MERS yang terjadi di fasilitas layanan kesehatan mengindikasikan keterlambatan dalam mengenali tanda dan gejala infeksi.

Tertundanya isolasi pada orang yang diduga terinfeksi MERS juga mendorong terjadinya penularan di fasilitas kesehatan.

"Petugas kesehatan dan layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan standar secara konsisten terhadap semua pasien pada setiap interaksi di rangkaian layanan kesehatan," tegas WHO.

Kedua, kewaspadaan terhadap droplet harus ditambahkan ke dalam kewaspadaan standar ketika memberikan perawatan kepada pasien dengan gejala infeksi saluran pernapasan akut.

Selain itu kewaspadaan kontak dan pelindung mata harus diterapkan ketika menangani kasus infeksi MERS.

Petugas kesehatan juga meningkatkan kewaspadaan penularan melalui udara sesuai prosedur

Ketiga, identifikasi dini, manajemen kasus, isolasi kasus dan karantina kontak.

Dilanjutkan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat di fasilitas layanan kesehatan. Termasuk mencegah kerumunan penduduk, dan kesadaran kesehatan masyarakat.

Keempat, orang-orang dengan kondisi medis penyerta ini harus menghindari kontak dekat dengan hewan.

Terutama ketika mengunjungi peternakan, pasar, atau area gudang di mana virus mungkin beredar.

Kelima, tindakan kebersihan umum harus diikuti.

Seperti mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.

Atau membersihkan tangan dengan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol, sebelum dan sesudah menyentuh hewan. Kontak dengan hewan yang sakit harus dihindari.

Keenam, masyarakat harus menghindari minum susu unta mentah atau urin unta atau makan daging yang belum dimasak dengan benar.

Lebih lanjut, WHO belum menyarankan pemeriksaan khusus di pintu masuk terkait peristiwa ini.

"Dan saat ini WHO juga tidak merekomendasikan penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini