Perusahaan ambulan, Distress Alert, yang paramedisnya menyatakan kematian korban menyangkal atas kelalaian mereka.
“Ini tidak terjadi karena petugas paramedis kami terlatih semestinya,” kata manager dari Distress Alert, Gerrit Bradnick, kepada TimesLive.
Ia bilang, staf mereka telah mengikuti protokol ketika memeriksa korban, termasuk melihat tanda-tanda suatu denyutan dan apakah korban bernafas.
Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan dengan peralatan medis yang ada.
Dilaporkan pula, wanita itu adalah salah satu dari beberapa korban yang mengalami sebuah kecelakaan mobil pada 24 Juni lalu.
Dalam kecelakaan itu ada dua korban lainnya yang juga tewas.