Mie soba menurut cara penyajiannya terdiri dari dua macam, yaitu soba panas dan soba dingin.
Soba dingin dikeluarkan di saat musim panas, dan soba panas di saat musim dingin, namun pasangannya beda, wasabi dan shichimi, membuat orang sering tak sadar dan akhirnya bertanya, mengapa beda?
Ternyata ada sejarahnya sejak zaman bangsawan dan Raja Ieyasu Tokugawa.
Baca: Berawal dari Chatting di Medsos, Istri Polisi Nyaris Diamuk Warga
Soba dingin dengan wasabi sebenarnya dari Tokugawa saat menginap di Shizuoka yang merupakan daerah pertanian di saat musim panas penuh dengan tanaman wasabi.
Antara tanggal 31 Januari 1543 hingga 1 Juni 1616, Tokugawa jalan-jalan dan menginap di Shizuoka di musim panas ingin makan soba tetapi sesuatu yang lain.
Pembantunya membawa soba seperti biasa, dulu menggunakan perasan parutan labu.
Tokugawa tidak mau karena bosa, dia ingin sesuatu yang segar dan lain.
Akhirnya diperkenalkan lah Wasabi yang jadi salah satu produk pertanian Shizuoka yang terkenal saat itu.
Makan soba dingin dengan wasabi membuat Tokugawa kaget karena "menyetrum" ke hidungnya, tetapi dia sangat bahagia, "Nah, ini dia yang saya cari."
Akhirnya Tokugawa membawa wasabi ke Tokyo (saat itu bernama Edo) dan memperkenalkan lebih luas sehingga sekarang ini kalau makan soba dingin selalu menggunakan wasabi.
Sedangkan soba panas menggunakan shichimi karena kalau menggunakan wasabi, apalagi dicelupkan ke sop soba, tidak ada rasanya, tak begitu enak, rasa wasabi luntur ke saus panas soba tersebut.
Maka dicarikanlah sesuatu yang pedas seperti wasabi, tetapi menggunakan tujuh ramuan rempah-rempah sehingga disebut sichimi atau tujuh rasa.
Itulah sebabnya soba dingin menggunakan wasabi tetapi soba panas menggunakan shichimi supaya tetap ada rasa yang enak saat menyantap soba, baik dingin maupun panas.