Nama Aiko sendiri berasal dari dua huruf kanji, "cinta" dan "anak" (ko), yang berarti "seseorang yang selalu mencintai orang lain."
Sumber nama Aiko adalah kitab Li Lou buku 2 karya Mengzi.
Dalam bukunya, Mengzi mengatakan: "Orang yang mencintai orang lain akan terus dicintai oleh mereka, orang yang menghormati orang lain akan terus dihormati oleh mereka".
Sebagai seorang putri yang merupakan kerabat dekat Kaisar, Aiko menyandang gelar naishinnō.
Dia juga dianugerahi gelar Putri Toshi (Toshi-no-miya), artinya "seseorang yang menghormati orang lain".
Statusnya sebagai putri dan gelar istananya akan hilang bila Aiko menikah dengan mereka yang bukan berasal dari kalangan bangsawan.
Gelar lengkapnya adalah Putri Aiko, Putri Toshi, Toshi-no-miya Aiko-naishinnō. Berdasarkan hukum, sapaan resminya adalah "Paduka" (denka).
Baca: Kenaikan Jumlah Wisatawan Indonesia ke Jepang Bulan Oktober Tertinggi Dibandingkan Tahun Sebelumnya
Baca: KFC Buka Restoran All You Can Eat Pertama di Jepang
Baca: Perang Antar Geng Yakuza Jepang Semakin Memanas, Jangan Dekati Daerah Hiburan Malam
Media Jepang memanggilnya Aiko-sama. Lambang resminya bunga rhododendron quinquefolium (bahasa Jepang: goyōtsutsuji).
Pada bulan Maret 2010, Putri Aiko sempat mengalami kekerasan karena dibullly) oleh teman sekelasnya, dan memilih untuk tidak masuk sekolah karena trauma.
Aiko kembali ke sekolah secara terbatas pada 2 Mei 2010.
Setelah kembali ke sekolah, seorang pejabat senior istana mengatakan bahwa dia akan menghadiri sejumlah kelas terbatas ditemani ibunya, atas saran dari dokter di rumah tangga Putra Mahkota.
Pada bulan November 2011, Aiko masuk rumah sakit karena terserang pneumonia.
Bagi para penggemar Jepang dapat berkumpul berdiskusi lewat WAG Pecinta Jepang, silakan kirimkan nomor whatsapp email ke: info@jepang.com