TRIBUNNEWS.COM - Insiden jatuhnya Pesawat Ukraina di Tehran, Iran pada Rabu (8/1/2020) lalu menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
Kehilangan juga menyelimuti keluarga dari sang pilot pesawat itu.
Istri Pilot Pesawat Ukraine International Airlines, Kateryna Gaponenko buka suara.
Ia sempat melarang sang suami pergi bekerja.
Hal itu lantaran, sang istri merasa khawatir dengan situasi keamanan yang tengah terjadi di Iran saat itu.
Namun, pilot Pesawat Ukraina itu menjelaskan kepada sang istri, tidak ada pilihan dan sudah menjadi tugasnya.
"Tentu saya memiliki sejumlah firasat," kata Kateryna yang Tribunnews kutip melalui Kompas TV, Minggu (12/1/2020).
"Saya memintanya untuk tidak terbang, tetapi dia berkata sesuai jadwal penerbangan harus terbang, meskipun saya memintanya tinggal," tambahnya.
Penghormatan bagi Korban Pesawat Ukraina
Para mahasiswa dan pengajar di Universitas Windsor, Kanada, berkabung mengenang para korban dalam jatuhnya pesawat Ukraina di Iran.
Sejumlah mahasiswa di kampus itu, turut menjadi korban jiwa.
Mereka masih sulit menerima kenyataan sejumlah mahasiswa termasuk dalam daftar 57 warga negara Kanada yang meninggal dunia dalam insiden itu.
Acara ini digelar sekaligus sebagai penghormatan terakhir bagi para korban.
Menteri Luar Negeri Kanada Francois Philippe Champagne angkat bicara.