Seorang juru bicara kementerian kesehatan mengatakan kepada TV pemerintah: “Akan lebih aman bagi orang untuk tinggal di rumah."
Sementara ada 34 kasus baru yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, termasuk 16 orang di kota Qom.
Kemarin virus itu dikonfirmasi penyebaranya dari Iran ke Lebanon, Bahrain, Oman, UEA, Kuwait, dan Kanada.
Kasus lebih lanjut muncul di Afghanistan dan Irak, yang berbatasan dengan Iran.
Pakistan dan Turki menutup perbatasan mereka karena khawatir virus itu bisa menyebar di sana juga, dan maskapai menunda penerbangan.
Kritik Pejabat AS
Hari ini Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meminta Iran dan China untuk "mengatakan yang sebenarnya" setelah Beijing juga dikritik karena menyensor dokter dan media.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan informasi yang menunjukkan rezim Iran mungkin telah menekan rincian penting tentang wabah Corona di negara itu.
"Semua negara, termasuk Iran, harus mengatakan yang sebenarnya tentang virus corona dan bekerja sama dengan organisasi bantuan internasional."
Baca: Warga Jepang Dihantui Corona, Perusahaan Minta Pegawai Bekerja dari Rumah, Gereja Hentikan Misa
Wabah Iran diyakini telah dimulai di Qom, yang merupakan situs studi agama untuk Syiah dari seluruh Timur Tengah.
Diperkirakan seorang pengusaha yang meninggal setelah perjalanan ke China diduga membawa virus tersebut, atau pekerja Cina yang membangun pabrik energi matahari di dekatnya.
Virus itu telah menyebar ke empat kota lain termasuk Teheran.
Farahani, salah satu anggota parlemen untuk Qom, dikutip mengatakan lebih dari 250 pasien berada di karantina.
Dia mengatakan kondisinya suram di rumah sakit-rumah sakit di kota itu, dengan para perawat yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai, dan mengatakan 50 orang meninggal pada tanggal 13 Februari - enam hari sebelum kasus resmi pertama.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)