Adik presiden, Robert, gagal meminta kepada pengadilan agar memblokir perilisan buku itu.
Bahkan segala upaya hukum yang dilakukannya untuk menggagalkan promosi buku itu juga tidak berhasil.
Hakim di New York pada Senin lalu memutuskan Mary bebas bicara di mana dan tentang apa saja di depan umum.
Pada wawancaranya Selasa, Mary menilai ayah Donald Trump, yang juga kakekny,a merupakan sosiopat.
"Dia mendorong dengan cara yang mengubah orang lain, termasuk anak-anaknya (dan) istrinya, menjadi pion untuk digunakan untuk tujuannya sendiri," kata Mary Trump.
"Mustahil mengetahui sosok Donald yang mungkin berada di bawah keadaan yang berbeda dan dengan orang tua yang berbeda. Tapi jelas dia belajar pelajaran itu," tambahnya.
Menurut catatan Mary Trump, ketegangan di dalam keluarga Trump mencapai puncaknya pada 1999, setelah kakeknya meninggal dan mengetahui dia dan saudaranya ditendang oleh Trump.
Baca: Trump Berencana Deportasi Warga Asing, Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di AS Diminta Tenang
Baca: TikTokers Ingin Sabotase Kampanye Kedua Trump saat AS Berencana Memboikot Aplikasi Ini
Ketika dia dan saudara lelakinya mengajukan gugatan, anggota keluarga lainnya justru membuat mereka kesulitan.
Ayah Mary, Fred Trump Jr, meninggal pada 1981 dan dia merupakan kakak tertua Donald Trump.
Tidak hanya dari pamannya sendiri, buku Mary juga mendapat penolakan dari Gedung Putih.
"Mary Trump dan penerbit bukunya mungkin mengklaim bertindak untuk kepentingan umum, tetapi buku ini jelas untuk kepentingan finansial penulis sendiri," pernyataan Gedung Putih beberapa waktu lalu.
"Presiden Trump telah di kantor selama lebih dari tiga tahun bekerja atas nama rakyat Amerika, mengapa baru bicara sekarang?"
Pihak Gedung Putih mengatakan hubungan Trump dengan ayahnya baik-baik saja.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)