News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Video Kampanye Donald Trump Pakai Lagu Linkin Park Dihapus Twitter, Ini Penyebabnya

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WASHINGTON, DC - 14 JULI: Presiden AS Donald Trump berbicara kepada media di Rose Garden di Gedung Putih pada 14 Juli 2020 di Washington, DC. Presiden Trump berbicara tentang beberapa topik termasuk kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, pasar saham dan hubungan dengan China ketika coronavirus terus menyebar di AS, dengan hampir 3,4 juta kasus yang dikonfirmasi.

Situs Berita Axios melaporkan kicauan Trump telah dihapus setelah keluhan hak cipta dari New York Times, yang memiliki hak atas foto.

Gambar unggahan Trump adalah hasil jepretan  Damon Winter untuk New York Times pada 2015 lalu.

Bukan baru kali ini. Sebelum ini Twitter juga menghapus video kampanye penghargaan Presiden AS Donald Trump  kepada warga kulit hitam George Floyd dari platformnya, setelah ada keluhan hak cipta.

Video, yang merupakan kumpulan dari foto dan video dari aksi unjuk rasa damai memprotes  kematian Floyd, dan suara Trump terdengar.

Kematian Floyd minggu lalu, setelah ditangkap dan ditindih lehernya oleh  seorang petugas polisi kulit putih telah memicu gelombang protes nasional di AS. 

Secara luas beredar cuplikan video, ketika seorang petugas polisi kulit putih terlihat berlutut di leher Floyd. Sementara Floyd terengah-engah untuk bernafas dan berulang kali mengerang, "Aku tidak bisa bernapas," sebelum meninggal.

Twitter mengatakan video di akun kampanye presiden Trump itu melanggar kebijakan hak cipta.

"Kami menanggapi keluhan hak cipta yang valid yang dikirimkan kepada kami oleh pemilik hak cipta atau perwakilan resminya," kata perwakilan Twitter, seperti dilansir Reuters, Jumat (5/6/2020).

Video tiga menit 45 detik yang diunggah di saluran YouTube Trump telah di-Tweet oleh akun kampanyenya pada tanggal 3 Juni lalu.

Video  yang masih di YouTube, telah mengumpulkan lebih 60.000 penonton dan 13 ribu like.

Jauh sebelum itu, Twitter menilai kicauan  Trump yang megancam  akan mengambil langkah penembakan dalam menanggapi kerusuhan sipil di Minneapolis, melanggar aturan perusahaan.

Twitter menilai, kicauan Trump tersebut sebagai bentuk glorifikasi terhadap kekerasan.  

"Tweet ini melanggar peraturan Twitter tentang glorifikasi terhadap kekerasan," kata perusahaan dalam teks yang sekarang menyertai Tweet Trump tersebut, seperti dilansir CNBC dan Axios, Jumat (29/5/2020).  

"Namun, Twitter memutuskan, untuk kepentingan publik, kicauan itu masih tetap dapat diakses."

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini