News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah Panjang Donald Trump Jr. yang Kerap Sebar Misinformasi dan Teori Konspirasi di Media Sosial

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump Jr. berbicara dalam acara Students for Trump di Gereja Dream City di Phoenix, Arizona, 23 Juni 2020.

Tweet itu, yang mempertanyakan keturunan calon presiden kulit hitam, menggemakan teori konspirasi birtherisme yang diisuarakan oleh Presiden Trump bahwa Presiden Barack Obama sebenarnya tidak dilahirkan di AS.

Selain klaim Harris, Trump Jr. juga telah berbagi informasi yang salah tentang Demokrat lainnya, terutama Hillary Clinton.

Pada tahun 2016, ia men-tweet sebuah artikel InfoWars palsu yang menuduh bahwa Clinton mengenakan lubang suara selama debat presiden, CNN melaporkan.

Dia juga me-retweet klaim palsu tentang George Soros, dermawan miliarder dari Demokrat.

Pada tahun 2018, Trump Jr. me-retweet dua tweet dari Roseanne Barr, yang dengan salah menuduh bahwa Soros, yang merupakan seorang Yahudi, adalah seorang Nazi.

"George Soros adalah seorang nazi yang mengubah saudara-saudaranya yang Yahudi dibunuh di kamp-kamp konsentrasi Jerman & mencuri kekayaan mereka," katanya di salah satu tweet.

Barr kemudian menghapus dan meminta maaf atas tweetnya, tetapi Trump Jr. tidak membahas mengapa ia mendukung tweet itu.

Teori konspirasi anti-Soros didasarkan pada anti-Semitisme dan telah menyebar selama bertahun-tahun, khususnya di antara komunitas sayap kanan, The New York Times melaporkan.

Trump Jr juga pernah memposting meme di Instagram pada 16 Mei yang menyebut kandidat presiden Joe Biden adalah seorang pedofil.

Postingan tersebut tampaknya hanya untuk lelucon dan tidak serius.

Namun postingan itu menambah kepercayaan para pendukung QAnon, yang sering menuduh Demokrat (dan selebritas) terkemuka terlibat dalam perdagangan seks anak.

QAnon adalah gerakan teori konspirasi besar yang berkembang pesat yang telah mendorong berbagai tuduhan keliru tentang "negara di dalam negara" dan kejahatan seks anak-anak.

Puluhan akun diikuti oleh Trump Jr termasuk slogan QAnon atau referensi di profil Twitter mereka.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini