News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Macron Peringatkan Lebanon Bisa Terjerumus Lagi ke Perang Saudara

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat menghadiri KTT G20 di Osaka, Jepang, 29 Juni 2019.

Saat pemakaman remaja itu, para pelayat memekikkan yel-yel bernada menyerang kelompok lain. Saat bersamaan, para pria yang mengenakan penutup wajah menembakkan senapan AK-47 ke udara.

Perpecahan antara kelompok Arab Sunni dan Syiah Lebanon terbuka setelah pembunuhan 2005 terhadap Rafik al-Hariri.  Pelakunya diduga kuat  terkait aktivitas Hezbollah.

Perpecahan muncul lagi setelah pengadilan yang didukung PBB baru-baru ini menghukum seorang komandan Hizbullah, Salim Ayyash, atas konspirasi pembunuhan Hariri itu.

Sidang dilakukan inabsentia atau tanpa kehadiran terdakwa.  Hezbollah menyangkal peran apa pun dalam operasi pembunuhan Hariri lewat peledakan bom mobil.

Hariri merupakan pemimpin utama Sunni Lebanon pada saat kematiannya. Ia memiliki hubungan kuat ke Saudi Arabia.

Di Khaldeh, pada Jumat pagi masih ada sisa-sisa bekas bentrokan bersenjata malam sebelumnya. Sebuah bangunan yang terbakar apinya masih membara, dan jendela-jendelanya penuh lubang bekas tembakan.

“Kami (akan) mengambil hak kami dengan tangan kami sendiri,” kata Riad Zaher, pemimpin suku Khaldeh.

Dia menyatakan keraguan pihak berwenang akan membawa siapa pun ke pengadilan. “Kami tahu pemerintah akan menahan mereka di satu pintu, dan membiarkan mereka keluar dari pintu lain," katanya.

Menyangkal setiap hubungan Hezbollah dengan insiden tersebut, juru bicara kelompok tersebut merujuk pernyataan militer.

"Melemparkan tuduhan sembarangan sama sekali ditolak," kata Mohammad Afif, juru bicara Hezbollah Lebanon.

"Ini tidak benar. Aparat keamanan dan masyarakat di daerah itu tahu," lanjut Afif. Terletak di jalan raya ke selatan, daerah Khaldeh adalah rumah bersama bagi warga Sunni, Syiah, dan Druze.

Ali al-Shahine, juru bicara suku Arab Khaldeh, menuduh pendukung Hezbollah baru-baru ini mencoba memasang foto Ayyash.

Sumber militer dan Hezbollah menyangkal hal itu terjadi. Setelah keputusan pengadilan, orang-orang di desa asal Ayyash secara singkat memasang fotonya.

Tapi menurut aktivis Hezbollah, warga diminta mencopotnya untuk meredakan ketegangan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini