Perjanjian itu juga tumpang tindih dengan zona maritim yang disetujui Turki dengan Libya tahun lalu, yang dikecam sebagai ilegal oleh Yunani.
Baca: Buntut Serang Polisi Yunani, Harry Maguire Dikabarkan Tawarkan Uang Damai
Baca: POPULER: Yunani Disebut Usir 1.072 Migran, Ditelantarkan di Atas Perahu di Tengah Laut
John Psaropoulos dari Al Jazeera, melaporkan dari Athena, mengatakan "Yunani mendapatkan apa yang diinginkannya secara legal dan diplomatik" menyusul kesepakatan maritim dengan Mesir.
"Ia mendapat dukungan dari Eropa, ia memiliki kesepakatan secara hukum dengan Mesir, kesepakatan yang sangat baik secara hukum dengan Italia," katanya.
"Yunani sekarang merasa berada dalam posisi kekuatan hukum untuk menuntut agar Turki setuju untuk melakukan pembicaraan berdasarkan hukum maritim internasional."
Sinem Koseoglu, koresponden Al Jazeera di Istanbul, mengatakan, bagaimanapun tidak mungkin bahwa Turki akan "datang ke meja perundingan" mengenai krisis Mediterania timur.
Dia menambahkan bahwa kesepakatan Yunani-Mesir berarti "ketegangan militer akan meningkat" di wilayah tersebut.
"Tapi apakah akan berubah menjadi konflik? Ini masih tanda tanya," ucapnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)