"Ini adalah tindakan rutin yang harus dilakukan setiap kali ada penyakit yang berpotensi tidak dapat dijelaskan di salah satu uji coba," kata perusahaan itu dalam pernyataannya Selasa (8/9/2020), dikutip dari CNA.
Kendati demikian, sifat penyakit dan kapan terjadinya tidak secara jelas disebutkan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mendefinisikan hal ini sebagai peristiwa buruk.
Bukti menunjukkan kemungkinan ada hubungannya dengan obat yang sedang diuji.
Menurut laporan New York Times yang mengutip seseorang yang mengetahui situasi tersebut, seorang peserta yang berbasis di Inggris ditemukan menderita myelitis transversal.
Itu merupakan sindrom peradangan yang mempengaruhi sumsum tulang belakang dan sering dipicu oleh infeksi virus.
Baca: Uji Coba Vaksin Covid-19 Sinovac Diklaim Aman untuk Lansia
Namun, apakah penyakit itu terkait langsung dengan vaksin AstraZeneca masih belum jelas.
AstraZeneca pun menolak mengomentari laporan tersebut.
Adapun penangguhan uji coba telah berdampak pada uji coba vaksin AstraZeneca lainnya.
Bahkan berdampak pula pada uji klinis yang dilakukan oleh pembuat vaksin lain, yang mencari tanda-tanda reaksi serupa.
Institut Kesehatan Nasional AS, yang menyediakan dana untuk uji coba AstraZeneca, menolak berkomentar.
"Dalam uji coba besar, penyakit akan terjadi secara kebetulan tetapi harus ditinjau secara independen untuk memeriksanya dengan cermat," tulis pernyataan AstraZeneca.
Baca: WHO Khawatir Nasionalisme Vaksin Menghambat Penghentian Penyebaran Covid-19
Lantaran kejadian ini, saham AstraZeneca turun lebih dari 8 persen setelahnya.
Sementara saham pengembang vaksin saingannya menjadi naik.