News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

China Dituduh Pihak yang Pertama Kali Sebarkan Konspirasi Mengenai Covid-19

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona Covid-19, mengenakan alat pelindung terlihat selama kunjungan mereka ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China pada 2 Februari 2021 .

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja keras untuk mempromosikan persahabatan dan menyajikan fakta, sambil mempertahankan diri dari kekuatan musuh yang berusaha melakukan politisasi terhadap pandemi ini.

"Semua pihak harus secara tegas mengatakan 'tidak' untuk penyebaran disinformasi. Dalam menghadapi tuduhan yang dibuat-buat, kami harus membongkar kebohongan dan mengklarifikasi rumor dengan menetapkan fakta," kata Kemlu China dalam sebuah pernyataan.

Sehari setelah WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi, Juru bicara Kemlu China (MOFA), Zhao Lijian mengeluarkan serangkaian cuitan larut malamnya.

Diplomat China itu baru-baru ini melakukan mobilisasi di platform media sosial Barat, yakni Twitter dan Facebook, padahal kedua platform tersebut dilarang penggunaannya di China.

"Kapan pasien nol dimulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? Apa nama rumah sakitnya? Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Bersikaplah transparan! Publikasikan data Anda! AS berhutang penjelasan kepada kami!,"cuit Zhao pada 12 Maret 2020.

Apa yang terjadi selanjutnya menunjukkan kekuatan mesin perpesanan global China.

Di Twitter saja, 'semprotan agresif' 11 cuitan Zhao pada 12 dan 13 Maret 2020 telah dikutip lebih dari 99.000 kali selama enam minggu berikutnya, setidaknya dalam 54 bahasa.

Hal ini berdasar pada analisis yang dilakukan oleh DFRLab.

Ia memiliki hampir 275 juta pengikut di Twitter.

Sementara Kaum konservatif berpengaruh di Twitter, termasuk Donald Trump, melakukan serangan terhadao Zhao di media sosial dengan menyebarkan cuitan ke audiens terbesar mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini