Hubungan Permusuhan dengan Trump
Laporan itu juga menyebutkan pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, yang memiliki "hubungan permusuhan dengan pemerintahan Trump", memiliki "niat, meskipun mungkin bukan kemampuan" untuk mempengaruhi opini publik.
Laporan itu menambahkan bahwa "tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa rezim Venezuela saat ini atau sebelumnya terlibat dalam upaya untuk mengkompromikan infrastruktur pemilu AS".
Badan Intelijen AS dan mantan Penasihat Khusus Robert Mueller sebelumnya menyimpulkan Rusia juga ikut campur dalam pemilihan AS 2016 untuk meningkatkan pencalonan Trump dengan kampanye propaganda yang bertujuan merugikan lawan Demokratnya Hillary Clinton.
Baca juga: Ekonomi Indonesia Sulit Membaik Jika Trump Memenangkan Pilpres Amerika Serikat?
Baca juga: Kemenangan Joe Biden atau Donald Trump Ditentukan oleh Electoral College, Apa Itu?
Pemilu AS 2020: Trump Merasa Dicurangi Demokrat
Sebelumnya dilaporkan, Donald Trump menemui para pendukungnya melalui Ruang Timur Gedung Putih pada Rabu (4/11/2020) pukul 02.21 waktu setempat.
Ia berbicara kepada lebih dari 100 pendukung yang telah berkumpul di sana.
"Ini adalah konferensi pers terbaru yang saya lakukan," katanya.
Baca juga: Nasib Trump dan Biden Ditentukan Negara Bagian Utama, Tapi Pemilihan Belum Tentu Selesai Cepat
Pada pertemuan itu, Donald Trump menyatakan keyakinannya untuk kembali menjadi presiden pada Pilpres Amerika Serikat 2020.
Namun, dia menunjukkan rasa frustrasinya atas berjalanannya perhitungan suara Pilpres.
Pasalnya, pertarungan melawan capres Demokrat, Joe Biden, lebih ketat dari perkiraan jajak pendapat yang beredar.
"Kami memenangkan segalanya, dan tiba-tiba itu tidak jadi," ucap Trump.
Baca juga: Unggul Sementara Atas Trump, Biden Peroleh 238 Suara Elektoral dan 67.674.347 Popular Vote
Meskipun begitu, ketatnya perolehan suara tidak membuat dirinya pesimis.
Trump tetap yakin bahwa dirinyalah yang telah memenangkan pemilihan hingga dia meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2021.