"Saya pikir mereka akan mengantar kami ke pesawat atau memberikan keamanan,” kenang Ebtekar.
Dia mengklaim dia dikawal ke jalan yang ramai dan diperintahkan dengan todongan senjata untuk pergi.
“Pada saat itu, saya tidak ingin hidup lagi, Saya menyadari bahwa tidak ada pertolongan, dan tidak aman untuk tinggal di Afghanistan,” ungkapnya.
Ditolak Rusia, Diburu Taliban, hingga Dianiaya
Wanita yang memperoleh gelar master di akademi kepolisian terkemuka di Rusia ini, juga ditolak oleh kedutaan Moskow, Rusia.
Rusia beralasan tidak ingin membuat marah Taliban dan mengatakan kepada Gulafroz bahwa mereka tidak dapat campur tangan.
Terlebih polisi wanita tersebut tidak memiliki paspor atau tempat tinggal Rusia.
Ketika Gulafroz Ebtekar pulang ke rumahnya, ibunya mengatakan kepadanya bahwa Taliban telah datang untuknya saat dia keluar.
Tahanan Palestina Dijadikan Perisai Manusia oleh Tentara Israel, Mata Ditutup Kain, Ditodong Senjata
Beredar Video Tentara Israel Jadikan Tahanan Palestina Perisai Manusia,Mata Ditutup,Ditodong Senjata
Baca juga: Afghanistan: Cerita orang-orang yang gagal melarikan diri dari Taliban
Hal itu yang membuat Gulafroz Ebtekar pindah dari apartemen satu ke apartemen lainnya, mencoba menghindari para militan.
Dan ketika dia mencoba menuju bandara lagi, katanya, penjaga Taliban memukulinya.
“Semua kata-kata mereka disertai dengan pukulan. Ketika saya dipukul lagi, saya tidak bisa bangun, saya tidak bisa berkata apa-apa,” kata Ebtekar.
“Mereka memukuli saya dengan tinju, sepatu bot, senjata, dan bahkan batu.”
Berita soal konflik di Afghanistan lainnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)