Namun hasilnya sangat kuat sehingga kelompok ahli medis independen yang memantau uji coba merekomendasikan untuk menghentikannya lebih awal.
"Sangat menggembirakan melihat beberapa data klinis yang positif dalam percobaan. Jika hasilnya bertahan, ini akan menjadi hasil yang sangat positif," kata Prof Peter Horby dari Universitas Oxford.
Kendati demikian Horby memperingatkan bahwa bagaimanapun, dengan jumlah pasien yang terlibat relatif kecil, angka kemanjuran dapat berubah-ubah.
Merck hanya menguji obatnya pada orang yang tidak divaksinasi.
Tetapi regulator FDA dapat mempertimbangkan izin penggunaan yang lebih luas pada pasien yang divaksinasi.
Andrew Pekosz dari Universitas Johns Hopkins memperkirakan vaksin dan obat antivirus pada akhirnya akan digunakan bersama untuk melindungi dari efek terburuk Covid-19.
Diketahui pasien meminum empat pil molnupiravir dua kali sehari selama lima hari.
Baca juga: AS Sumbangkan 8 Juta Lebih Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech ke Bangladesh dan Filipina
Baca juga: Gelombang Keenam Covid-19 di Jepang Diprediksi Terjadi Akhir Tahun 2021
Efek samping dilaporkan oleh kedua kelompok dalam uji coba Merck, tetapi efeknya sedikit lebih umum di antara mereka yang menerima plasebo.
Perusahaan tidak merinci masalahnya.
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan obat itu tidak efektif bagi pasien yang sudah dirawat di rumah sakit dengan penyakit parah.
Seperti antivirus lainnya, pil buatan Merck bekerja dengan mengganggu kemampuan virus untuk menyalin kode genetiknya dan mereproduksi dirinya sendiri.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)