Sebanyak 2.000 wanita lainnya dari 57 negara lain berada di sana dan mereka ditampung dengan sekitar 8.000 anak.
Para wanita yang berupaya menculik penjaga dianggap sebagai pendukung ISIS garis keras.
Dilansir AP News, serangan di kamp itu terjadi beberapa hari setelah pemimpin tertinggi ISIS, Abu Ibrahim al-Hashemi al-Qurayshi, tewas dalam serangan Amerika Serikat (AS) di rumah persembunyiannya di barat laut Suriah.
Insiden itu juga terjadi dua minggu setelah pejuang ISIS menyerang sebuah penjara di kota Hassakeh, Suriah timur laut, tempat sekitar 3.000 gerilyawan dan remaja ditahan.
Serangan di penjara menyebabkan 10 hari pertempuran antara pejuang yang didukung AS dan militan ISIS yang menewaskan hampir 500 orang.
Pejuang Kurdi yang didukung AS akhirnya berhasil mengendalikan situasi.
Baca juga: Serangan AS di Suriah Tewaskan 12 Orang, Termasuk Wanita dan Anak-anak
Presiden Joe Biden mengatakan al-Qurayshi bertanggung jawab atas serangan penjara Suriah.
Untuk diketahui, kamp itu telah menyaksikan lusinan kejahatan selama setahun terakhir.
Observatorium mencatat 84 kejahatan di dalam kamp pada tahun 2021 di mana 89 orang tewas, termasuk dua polisi Kurdi, 67 warga Irak dan 20 warga Suriah.
Baca juga artikel lain terkait ISIS di Suriah
(Tribunnews.com/Rica Agustina)