"Jika memang operasi sedang dipersiapkan, saya hanya memiliki satu hal untuk dikatakan dari lubuk hati saya: Presiden Putin, hentikan pasukan Anda dari menyerang Ukraina."
"Beri kesempatan damai. Terlalu banyak orang yang telah meninggal," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Baca juga: Ukraina Umumkan Keadaan Darurat dan Siapkan Pasukan Cadangan, Rusia Dikenai Sanksi Baru
Para diplomat dewan PBB saat ini sedang menyelesaikan rancangan resolusi yang akan menyatakan bahwa Rusia melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan resolusi dewan tahun 2015 tentang Ukraina.
Resolusi itu akan mendesak Rusia untuk segera kembali patuh.
Pada pertemuan Majelis Umum Rabu pagi, Rusia dan sekutu Suriah membela langkah Moskow.
Tetapi bahkan China, yang biasanya memihak Rusia di PBB, berbicara tentang prinsip lama badan dunia itu untuk menghormati kedaulatan negara dan perbatasan yang diakui secara internasional, tanpa menyebut nama Rusia.
4. Kapan Barat akan Memberikan Sanksi Lebih Banyak?
Pasukan Ukraina bukan tandingan kekuatan militer Moskow.
Jadi Kyiv mengandalkan negara lain untuk menyerang Rusia dengan sanksi keras.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan di Twitter bahwa Barat harus menargetkan Putin di tempat yang menyakitkan tanpa penundaan.
"Pukul ekonomi dan kroni-kroninya. Pukul lebih banyak. Pukul dengan keras. Pukul sekarang," tulis Kuleba.
Biden pada hari Rabu mengizinkan sanksi untuk bergerak maju terhadap perusahaan yang membangun pipa gas Nord Stream 2 Rusia-ke-Jerman dan terhadap CEO perusahaan.
Biden membebaskan sanksi tahun lalu ketika proyek itu hampir selesai, sebagai imbalan atas kesepakatan dari Jerman untuk mengambil tindakan terhadap Rusia jika menggunakan gas sebagai senjata atau menyerang Ukraina.
Jerman mengatakan pada Selasa bahwa mereka menangguhkan pipa tanpa batas.