TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Ukraina pada Kamis (24/2/2022) gagal mempertahankan fasilitas pembangkit nuklir Chernobyl dari serangan Rusia.
Kini lokasi kecelakaan nuklir terburuk di dunia dan masih radioaktif tersebut berada di tangan Rusia.
"Pembela kami memberikan hidup mereka sehingga tragedi 1986 tidak akan terulang," cuit Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky sebelum pembangkit listrik tenaga nuklir yang mati itu direbut pasukan Rusia.
Lantas mengapa Moskow menginginkan Chernobyl, fasilitas pembangkit nuklir yang tidak beroperasi serta dikelilingi area radioaktif ini?
Jawabannya adalah faktor geografi.
Baca juga: Seabrek Dampak dari Konflik Rusia dan Ukraina Terhadap Sepak Bola Eropa Sejak Tahun 2014
Baca juga: Presiden Ukraina Janji akan Bertahan di Kyiv Saat Pasukan Rusia Menyerang: Saya Target Nomor 1
Chernobyl atau Chornobyl adalah nama sebuah kota yang terletak di utara Ukraina dekat perbatasan dengan Belarus.
Kota Chernobyl ditinggalkan penghuninya setelah bencana ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang dinamai sama dengan lokasinya.
Dilansir Reuters, Chernobyl berada di rute terpendek dari Belarusia ke Ibu Kota Ukraina Kyiv.
Artinya, dengan menguasai Chernobyl, pasukan Rusia akan lebih mudah bergerak melakukan invasi.
Dalam merebut pembangkit nuklir ini, analis militer Barat mengatakan Rusia hanya menggunakan rute invasi tercepat dari Belarus ke Kyiv.
"Itu adalah cara tercepat dari A ke B," kata James Acton dari lembaga pemikir Carnegie Endowment for International Peace.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jack Keane mengatakan, Chernobyl tidak memiliki signifikansi militer.
Kendati demikian, lokasinya terletak di rute terpendek dari sekutu dekat Rusia, Belarus ke Kyiv.
Hal ini, kata Keane, merupakan target dari strategi Moskow untuk menggulingkan pemerintah Ukraina.